Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu akan berinteraksi dengan sesamanya, pastinya di suatu kondisi tertentu ada saja halangan ataupun rintangan yang bakal menghadang. Dan setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk mengatasi rintangan yang menimpanya tersebut, demi mencari penyelesaian atau jalan keluar yang akan ditempuh. Namun kita melihat pada kenyataannya tidak semua orang mampu memecahkan rintangan tersebut dengan baik, ada saja kecerobohan-kecerobohan atau kepanikan yang muncul ulah akibat perbuatannya sendiri. Sebenarnya, menurut pemikiran saya, tergantung dari sudut mana pribadi orang tersebut memandang permasalahannya itu, jika dia bisa tenang sejenak dan mencoba berfikir positif, maka jelas dia akan menganggap rintangan tersebut hanyalah sebuah ritual proses belajar yang memang harus dilakoninya dalam menjalani kehidupan ini. Sedangkan, bagi mereka yang menganggap rintangan ini sebagai sebuah beban berat yang tak mungkin terselesaikan, maka hal itu akan justru malah memperkeruh suasana.
So.. memang lebih tentram rasanya jika kita berusaha berfikir khusnuzon(berbaik sangka) ketimbang suudzon (berburuk sangka), seperti kutipan yang pernah saya baca bahwa jika orang pesimis cenderung berkata “ini semua merupakan sebuah permasalahan”, dan orang yang berjiwa optimis justru akan berkata “inilah saatnya kita memutar otak, mencari jalan untuk bagaimana memecahkan rintangan/masalah ini, sebagai bahan belajar/pengalaman dikemudian hari”.
semoga kita bisa tetap menjaga sifat khusnuzon…
