ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut ) adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan andeksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura.Â
ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada balita dan anak-anak mulai dari ISPA ringan sampai berat.Â
ISPA yang berat jika masuk kedalam jaringan paru-paru akan menyebabkan Pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak.
Menurut WHO (World Health Organization), Â pada tahun 2016 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun, akibat ispa sebagian besar kematian terdapat di negara berkembang di Asia dan Afrika seperti India (48%), Indonesia (38%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), China (3,5%), Sudan (1,5%), dan Nepal (0,3%).Â
ISPA merupakan salah satu penyebab utama kematian 4 juta dari 13 juta anak balita setiap tahun. Ketua Unit Kerja Koordinasi Repiratory Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menambahkan pada tahun 2016 WHO melaporkan hampir enam juta anak balita meninggal dunia dan 16 persen dari jumlah tersebut disebabkan oleh ISPA. (Putra & Wulandari, 2019)
Lingkungan adalah komponen dalam paradigma keperawatan yang mempunyai implikasi sangat luas bagi kelangsungan hidup manusia, khususnya menyangkut status kesehatan seseorang. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung pada individu, kelompok atau masyarakat, seperti lingkungan yang bersifat biologis, psikologis, sosial, cultural, spiritual, iklim, dan lain-lain. Jika keseimbangan lingkungan ini tidak dijaga dengan baik maka dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. (Mubarak, 2011).
Pencemaran udara dapat menimbulkan peradangan terhadap permukaan mukosa saluran pernapasan. Terhadap masyarakat, pencemaran udara dimasyarakat dapat berupa gas/uap dan juga partikel-partikel lainnya seperti debu. Ada/ tidak adanya pencemaran udara dapat diketahui dari hasil pengkuran berbagai parameter pencemaran yang diperiksa/diukur secara rutin oleh stasion pemantau udara diberbagai wilayah dibeberapa kota besar diindonesia. Parameter tersebut adalah CO, NO, SO2, O2, partikulat, dan HK. Perilaku dan kebiasaan akan menentukan kualitas udara disekitarnya. Â (Suyono, 2010).
Hubugan Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian ISPA
Lingkungan fisik rumah merupakan salah satu faktor penting yang memberikan efek besar terhadap status kesehatan penghuninya. Persyaratan kesehatan sangat diperlukan, karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.Â
Kondisi fisik rumah yang tidak sehat menjadi salah satu pemicu terjadinya ISPA. Rumah yang dikatakan memenuhi syarat kesehatan harus memenuhi aspek -- aspek yang meliputi kepadatan hunian, jenis lantai, dinding, atap rumah, ventilasi dan pencahayaan.
Kepadatan penghuni dalam satu rumah tinggal akan memberikan pengaruh bagi penghuninya. Hal ini tidak sehat karena disamping menyebabkan kurangnya oksigen, juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, terutama ISPA akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lainnya.