Mohon tunggu...
Septian Murival
Septian Murival Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Mendengar musik, membaca. Jika alam mengijinkan diakhiri dengan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ikhtiar

29 Februari 2024   13:47 Diperbarui: 29 Februari 2024   13:50 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Renunganmu yang tak terjamah datar

Ada warna hitam malu-malu berdiri didasar

Tak ada yang bisa menemuimu, bundar

Tanpa terkecuali, semuanya harus membayar

Di bawah semesta, cuma hatimu yang bergetar

Setelahnya, bayang-bayangmu memudar dan tersadar

Ada tawa ringkih serta kelakar dibalik hijaunya belukar

Segala penantianmu, punggung yang sabar

Ditanah ini, nasib takkan pernah tertukar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun