Mohon tunggu...
Septian Murival
Septian Murival Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Mendengar musik, membaca. Jika alam mengijinkan diakhiri dengan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tersesat

20 Januari 2024   07:22 Diperbarui: 20 Januari 2024   07:24 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Anjing menggonggong bernyanyi

Deru gelombang mencekam sepi

Belum juga bermimpi

Masih memikirkan hati

Kabut gendut beranjak lambat

Dalam benak

Lamat lamat semakin telat

Ranjang tak protes pun melawan

Kala gelisah ku porak-porandakan

Bintang-bintang merapat ke ranjang

Rembulan runtuh berserakan

Malam bergegas menjemput pagi

Semua ribut, aku masih terkunci

Dalam labirin dan gang sempit

Jiwa muda berwara-wiri

Lampu kuning temaram menyinari

Secangkir embun pagi

Sepotong roti rasa strawberry

Aku tersesat

Ahhh nikmat

Ini bukan mimpi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun