Mohon tunggu...
Santi Septiani
Santi Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Di setiap kata yang tertulis, terbentang dunia yang tak terhingga

Seorang perempuan yang sedang berusaha menciptakan jejak bermakna dalam perjalanan hidupnya menuju impian sebagai seorang guru Bahasa Indonesia yang mampu memberi inspirasi dan wawasan untuk banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Elegi Kala Hampa

18 September 2024   08:31 Diperbarui: 18 September 2024   08:34 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dersik angin lirih membawa gulita,
Menari di atas hirap cahaya,
Seperti efemeral rasa yang datang,
Gamang menjerembah di kalbu insan.

Di bawah sinar indurasmi yang klandestin,
Ina bersinar, tapi harsa menghilang,
Genta masa lalu berdentang pelan,
Mengingatkan gundah yang tak lekang.

Eminser rasa gamang menjelma jejal,
Janardana mimpi tak kunjung terjamah,
Jelampah harapan terbaring tanpa daya,
Di jerembah waktu yang gulita.

Hidu sunyi di langit kaprah,
Membawa klandestin kenangan,
Insan bergelut dengan gundah,
Menggapai harsa yang terselip di kalbu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun