Magelang (06/08/2024) -- Mahasiswa KKN Undip Tim II di Desa Kajangkoso, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada petani Desa Kajangkoso untuk mengolah limbah organik rumah tangga menjadi produk yang kaya akan manfaat, yakni Ekoenzim.
Eco-Enzim merupakan larutan hasil fermentasi dari sampah organik seperti sisa sayuran dan buah-buahan yang difermentasi dengan bantuan mikroorganisme selama satu sampai tiga bulan. Pembuatan ekoenzim ini mudah dilakukan bahkan alat serta bahan yang diperlukan juga mudah didapatka seperti bahan untuk pembuatan ekoenzim yakni sampah organik, air, dan gula merah, dengan perbandingan antara air, sampah organik, dan gula merah yakni 10:3:1.
Pelatihan pembuatan ekoenzim dilakukan dengan melakukan sosialisasi dan praktik secara langsung kepada petani desa Kajangkoso terkait cara pembuatan ekoenzim oleh Septiani Nurcahyanti, mahasiswi dari Jurusan Bioteknologi dUniversitas Diponegoro. Selanjutnya, dilakukan tanya jawab mengenai ekoenzim dan penjelasan mengenai tips dan manfaat dalam pembuatan ekoenzim secara sederhana. Petai Desa Kajangkoso tampak tertarik dengan penjelasan mengenai ekoenzim. Hal tersebut ditujukan dengan banyaknya pertanyaan dan antusiasme dari bapak dan ibu petani terkait cara pembuatan dan cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. "Banyak sekali manfaatnya, bisa untuk mandi dan cuci piring' ucap salah satu petani Desa Kajangkoso yang baru mengenal apa itu ekoenzim dan ternyata memiliki banyak manfaat.
Selain mengurangi penumpukan limbah organik yang ada, ekoenzim ini ternyata memiliki banyak manfaat, baik bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya. Beberapa manfaat ekoenzim ini diantaranya yakni menjadi larutan untuk mencuci piring, mencuci pakaian, mengepel lantai, membersihkan badan, membersihkan kamar mandi, detoks tubuh, dan untuk berkumur. Selain itu, dapat pula digunakan sebagai pupuk organik, pestisida alami, pembersih udara, serta obat luka. Penggunaan atau kadar ekoenzim yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan atau dosis aman.
Melalui pelatihan pembuuatan ekoenzim ini, diharapkan ibu-ibu PKK dapat mengolah sampah organik dan menaikkan nilai gunanya, sehingga dapat menjadi produk yang bermanfaat dan menambah nilai ekonomi di Desa Barepan. Hal ini karena selain dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari, ekoenzim ini dapat dijual dan dipasarkan untuk menambah pemasukan ibu-ibu PKK di Desa Barepan. Dengan begitu, limbah yang mulanya tidak bernilai, menjadi cairan yang kaya akan manfaat dan bernilai jual tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H