Mohon tunggu...
Septiani DewiHamni
Septiani DewiHamni Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa S1 bioteknologi

Hai saya mahasiswa S1 bioteknologi, saya membuat akun ini untuk sharing pengalaman yg saya lakukan selama masa kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa UM Malang Ciptakan Biomaterial untuk Pengembangan Implan Tulang yang Lebih Biokompatibilitas

8 Oktober 2024   15:00 Diperbarui: 8 Oktober 2024   15:11 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Ossify Universitas Negeri Malang/Dokpri

Kerusakan tulang masi menjadi tantangan signifikan dalam penanganannya pada beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2019 tercatat sekitar 178 juta kasus fraktur, dimana terjadi peningkatan kasus sebesar 33,4% dari tahun 1990. Hal ini diperparah dengan pernyataan International Osteoporosis Foundation (IOF) tahun 2022, diperkirakan sekitar 200 juta orang diseluruh dunia menderita osteoporosis dan akan terus meningkat hingga tahun 2025, lebih dari 250 juta orang berusia 50 tahun berisiko mengalami fraktur karena trauma ringan.

Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan implan tulang sebagai support ataupun pengganti tulang. Namun, implan tulang konvensional saat ini masih memiliki berbagai kekurangan seperti biaya tinggi, resiko penolakan, kurang mendukung proses pertumbuhan tulang, dan dampak negatif lain bagi tubuh.

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, tim Ossify dari Universitas Negeri Malang (UM) berhasil membuat biomaterial implan tulang berbahan kalsium karbonat, hidroksiapatit dari cangkang telur, dan kolagen dari kulit ikan nila. Tim ini diketuai oleh Lutvi Prameswara dan keempat anggotanya Septiani Dewi, Aisyah Shabrina Istiqomah , Listy Nailah Mahdiyyatul Lathifah, dan Akhdan Faiz Adenata di bawah bimbingan Ratna Juwita, S.Si, M.Si, Ph.D.

Menurut Lutvi, berbagai tahapan telah dilakukan oleh tim Ossify mulai dari preparasi bahan, ekstraksi kalsium karbonat dan kolagen, sintesis hidroksiapatit, hingga uji fisikokimia serta uji hemokopatibilitas dengan darah utuh untuk memastikan bahwa biomaterial yang di hasilkan aman untuk di kembangkan.

"Pada proses penggabungan senyawa - senyawa utama ini tim Ossify menggunakan metode crosslink untuk membuat biomaterial yang memiliki sifat  biokompatibilitas dan osteokonduktivitas tinggi, memfasilitasi pembentukan tulang baru dan integrasi yang lebih baik dengan jaringan tulang alami " tuturnya

Lutvi Prameswara, melihat senyawa kalsium karbonat, hidroksiapatit yang terkandung dalam cangkang telur memiliki potensi dan biokompatibilitas tinggi bila di kombinasikan dengan kolagen dari kulit ikan nila, "senyawa kalsium karbonat, hidroksiapatit yang terkandung dalam cangkang telur bila di kombinasikan dengan kolagen dari kulit ikan nila, akan menjadi sebuah inovasi yang baik dalam upaya  untuk menghasilkan implan tulang yang lebih biokompatibel, terjangkau, dan memanfaatkan limbah bahan alam dari sumber daya lokal yang melimpah di Indonesia" ungkapnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun