Covid-19 yang saat ini melanda dunia termasuk Indonesia, memunculkan dampak pada kegiatan ekonomi dan bisnis yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam era globalisasi dan integrasi kegiatan ekonomi dan bisnis antar negara, selain dampak pada kesehatan masyarakat. Dampak pandemi Covid-19 terhadap kegiatan ekonomi dan bisnis memunculkan permasalahan. Para kepala negara serta pemerintahan di bermacam belahan dunia termasuk Indonesia sudah memberlakukan pembatasan mulai dari tingkatan moderat, semacam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai lockdown. Â Wabah ini telah mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia. Saat ini, semakin sedikit orang yang berpergian keluar rumah karena pemerintah menganjurkan untuk melakukan semua aktivitas di rumah.
Begitupun dengan dunia bisnis yang terdampak. Tidak sedikit perusahaan atau bahkan UMKM yang tidak bisa survive atas adanya pandemi ini. Mempertahankan bisnis di era pandemi serta harus diikut sertakan dengan adanya etika bisnis, ini menjadi hal yang tidak mudah. Dikarenakan etika merupakan penunjang yang sangat penting untuk membantu menjalankan suatu bisnis. Ada etika-etika yang harus dijalankan sesuai dengan rulesnya agar bisnis tersebut dapat berjalan dengan baik.
Bisnis Prodia merupakan salah satu bidang bisnis yang tertekan pandemi Covid-19. Sepanjang semester I 2020, pendapatan Prodia sebesar Rp 657,29 miliar atau turun 17,75% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Emiten berkode saham PRDA ini pun menderita rugi Rp 12,01 miliar. Padahal pada semester I 2019 masih meraup untung Rp 81,69 miliar. Dewi, yang merupakan Direktur Utama Prodia menyiapkan beberapa langkah untuk meningkatkan pendapatan dan produktivitas sekaligus mengendalikan biaya. Tapi ia juga menekankan pentingnya menjaga etika berbisnis, di antaranya Prodia tak pernah beriklan dan menampilkan daftar harga.
Dengan menegakkan prinsip etika bisnis dengan kuat, akhirnya Ibu Dewi beserta Bisnisnya Prodia bisa masuk dalam daftar Forbes 25 Asia's Power Business Women 2020.
Dalam wawancaranya, beliau berkata "Kita harus menjaga etika bisnis, empati kepada pelanggan, sesama karyawan, dan semua stakeholders. Suasana bukan saling menyalahkan, tetapi harus saling membangun. Kemudian, harus tetap produktif. Ini untuk semua orang, walaupun bekerja di rumah. Kita harus terus berinovasi. Dalam keadaan seperti ini jangan loyo."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H