Mohon tunggu...
septiani amalia putri
septiani amalia putri Mohon Tunggu... Wiraswasta - blog umum

mahasiswa universitas pamulang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mempertahankan Etika Bisnis pada Masa Pandemi Covid 19

25 Juni 2022   12:34 Diperbarui: 25 Juni 2022   12:38 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid-19 yang saat ini melanda dunia termasuk Indonesia, memunculkan dampak pada kegiatan ekonomi dan bisnis yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam era globalisasi dan integrasi kegiatan ekonomi dan bisnis antar negara, selain dampak pada kesehatan masyarakat. Dampak pandemi Covid-19 terhadap kegiatan ekonomi dan bisnis memunculkan permasalahan. Para kepala negara serta pemerintahan di bermacam belahan dunia termasuk Indonesia sudah memberlakukan pembatasan mulai dari tingkatan moderat, semacam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai lockdown.  Wabah ini telah mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia. Saat ini, semakin sedikit orang yang berpergian keluar rumah karena pemerintah menganjurkan untuk melakukan semua aktivitas di rumah.

Begitupun dengan dunia bisnis yang terdampak. Tidak sedikit perusahaan atau bahkan UMKM yang tidak bisa survive atas adanya pandemi ini. Mempertahankan bisnis di era pandemi serta harus diikut sertakan dengan adanya etika bisnis, ini menjadi hal yang tidak mudah. Dikarenakan etika merupakan penunjang yang sangat penting untuk membantu menjalankan suatu bisnis. Ada etika-etika yang harus dijalankan sesuai dengan rulesnya agar bisnis tersebut dapat berjalan dengan baik.

Bisnis Prodia merupakan salah satu bidang bisnis yang tertekan pandemi Covid-19. Sepanjang semester I 2020, pendapatan Prodia sebesar Rp 657,29 miliar atau turun 17,75% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Emiten berkode saham PRDA ini pun menderita rugi Rp 12,01 miliar. Padahal pada semester I 2019 masih meraup untung Rp 81,69 miliar. Dewi, yang merupakan Direktur Utama Prodia menyiapkan beberapa langkah untuk meningkatkan pendapatan dan produktivitas sekaligus mengendalikan biaya. Tapi ia juga menekankan pentingnya menjaga etika berbisnis, di antaranya Prodia tak pernah beriklan dan menampilkan daftar harga.

Dengan menegakkan prinsip etika bisnis dengan kuat, akhirnya Ibu Dewi beserta Bisnisnya Prodia bisa masuk dalam daftar Forbes 25 Asia's Power Business Women 2020.


Dalam wawancaranya, beliau berkata "Kita harus menjaga etika bisnis, empati kepada pelanggan, sesama karyawan, dan semua stakeholders. Suasana bukan saling menyalahkan, tetapi harus saling membangun. Kemudian, harus tetap produktif. Ini untuk semua orang, walaupun bekerja di rumah. Kita harus terus berinovasi. Dalam keadaan seperti ini jangan loyo."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun