Mohon tunggu...
Septiani
Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas PGRI Yogyakarta

Saya suka membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mewarisi Warisan Budaya Lokal

8 Januari 2024   12:41 Diperbarui: 8 Januari 2024   13:06 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warisan budaya lokal merupakan identitas suatu masyarakat yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah bahasa dan sastra daerah. Kajian terhadap bahasa dan sastra daerah menjadi sebuah langkah penting dalam memahami dan memelihara warisan budaya yang telah diteruskan dari generasi ke generasi.

 

Warisan budaya lokal dalam berbagai bentuknya menurut (Gie, 1983) memberikan kesempatan untuk mempelajari kearifan lokal untuk mengatasi permasalahan masa lalu. Persoalannya, kearifan lokal seringkali diabaikan dan dianggap tidak relevan dengan masa kini, apalagi masa depan. Akibatnya, banyak situs warisan budaya yang rusak seiring bertambahnya usia, ditinggalkan, diabaikan, dan bahkan disalahgunakan. Faktanya, banyak negara yang tidak memiliki sejarah yang kuat mencari identitasnya dari sedikit sisa sejarah dan warisan budaya. Kita, masyarakat Indonesia yang kaya akan warisan budaya, justru mengabaikan aset berharga tersebut.

Sebagai bangsa yang memiliki sejarah panjang dan kekayaan budaya lokal yang sangat beragam, sudah selayaknya kita berupaya untuk melestarikan warisan budaya yang telah diwariskan kepada kita. Pelestarian bukan berarti menjadikan sesuatu yang permanen dan tidak terhapuskan. Pelestarian berarti melestarikan sesuatu untuk jangka waktu yang lama. Jadi, upaya pelestarian warisan budaya daerah berarti upaya melestarikan warisan budaya daerah dalam jangka waktu yang sangat lama. Karena upaya pelestarian harus dilanjutkan dalam jangka waktu yang sangat lama, maka perlu dikembangkan pelestarian sebagai pendekatan berkelanjutan.

Warisan budaya lokal dalam berbagai bentuknya memberikan kesempatan untuk mempelajari pengetahuan lokal untuk mengatasi permasalahan masa lalu. Persoalannya, kearifan lokal seringkali diabaikan dan dianggap tidak relevan dengan masa kini, apalagi masa depan (Onibala, 2017). Dampaknya, banyak situs warisan budaya yang semakin rusak seiring bertambahnya usia, terbengkalai, diabaikan, bahkan disalahgunakan. Faktanya, banyak negara yang tidak memiliki sejarah yang kuat, meski jumlahnya sedikit, mencari identitas dari warisan sejarah dan budayanya (Sutanto, 2014).

Bahasa daerah memiliki peran yang signifikan dalam mencerminkan keunikan suatu budaya. Dalam setiap kata dan ungkapan, terkandung nilai-nilai, tradisi, dan kearifan lokal yang telah terpelihara selama bertahun-tahun. Kajian bahasa daerah membuka pintu wawasan terhadap sejarah dan perkembangan suatu masyarakat, menciptakan sebuah jembatan antara masa lalu dan masa kini. Dengan memelihara bahasa daerah, kita sekaligus memelihara akar budaya yang menjadi fondasi identitas kita sebagai bangsa.

Tidak kalah pentingnya, sastra daerah turut berperan dalam mewujudkan keberlanjutan warisan budaya lokal. Melalui puisi, cerita rakyat, dan bentuk sastra daerah lainnya, masyarakat dapat merasakan keindahan bahasa serta memahami filosofi yang tersembunyi di balik setiap karya. Sastra daerah juga menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai moral, etika, dan norma-norma sosial yang dijunjung tinggi dalam suatu masyarakat. Oleh karena itu, kajian terhadap sastra daerah bukanlah sekadar pelestarian teks kuno, melainkan upaya untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara tradisi dan perkembangan zaman.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan globalisasi, bahasa dan sastra daerah sering kali terabaikan dan terpinggirkan. Banyak generasi muda yang lebih cenderung menggunakan bahasa internasional dan melupakan akar budaya lokal mereka. Inilah sebabnya mengapa kajian bahasa dan sastra daerah menjadi semakin krusial. Kita perlu membangun kesadaran akan pentingnya mempertahankan dan merawat warisan budaya lokal agar tidak punah.

 

Salah satu langkah konkret dalam memelihara warisan budaya lokal adalah melibatkan masyarakat secara aktif. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas lokal dapat bekerja sama untuk menyelenggarakan program-program yang meningkatkan apresiasi terhadap bahasa dan sastra daerah. Pelatihan, lokakarya, dan festival budaya dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan dan merayakan kekayaan bahasa serta sastra daerah.

Selain itu, pendidikan formal juga memiliki peran yang besar dalam meneruskan warisan budaya lokal. Integrasi bahasa dan sastra daerah dalam kurikulum sekolah dapat menjadi langkah strategis untuk mengenalkan generasi muda pada kekayaan budaya mereka sendiri. Dengan demikian, anak-anak akan tumbuh dengan kebanggaan akan identitas budaya mereka dan memiliki landasan yang kuat untuk melanjutkan perawatan terhadap warisan nenek moyang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun