Oleh Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H. dan Septi Anggraeni
Bekerja sebagai buruh pabrik di kota besar merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi kalangan warga desa. Selain selain gaji yang besar juga bisa membantu perekonomian keluarga di desa. Sehingga banyak warga desa khususnya di daerah-daerah yang tingkat ekonominya rendah mereka berbondong-bondong merantau di kota dan bekerja di pabrik. Mereka berdalih jika mereka bekerja di kota perekonomian mereka akan naik. Mereka bisa memperbaiki rumah, membeli sawah, membeli tanah, membeli kendaraan baru dan keluarga di desa bisa hidup enak.
Namun dari sekian banyak keuntungannya juga terdapat sisi negatif bekerja menjadi buruh pabrik di kota diantaranya adalah sistem bullying dan senioritas. Bullying dan senioritas antar buruh pabrik sudah menjadi yang lumrah bagi kalangan pekerja. Karena mindset karyawan lama menganggap dirinya sudah lebih lama dalam mengabdi di pabrik tersebut jadi lebih dipercaya atasan, lebih jago dalam bekerja dan mungkin karena memiliki jabatan yang lebih tinggi.
Contoh bentuk-bentuk bullying dan senioritas dikalangan buruh pabrik antara lain adalah
1. memperlakukan junior dengan semena-mena bahkan kadang melanggar HAM
Karna merasa dirinya lebih senior banyak karyawan lama menjadikan karyawan training sebagi orang bisa disuruh-suruh untuk kebutuhan dirinya pribadi, tak jarang melebihi batas wajar.
2. senior sering mengambil hak junior
seorang yang sudah bekerja lama menggap dirinya memiliki kemampuan kerja yang lebih tinggi. Sehingga dimusim PHK Perusahaan akan memilih memberhentikan junior dibanding senoir. Selain itu senioritas sering dianggap lebih benefit bagi perusahaan untuk jangka waktu yang lebih panjang sehingga banyak tunjangan yang diberikan kepada senior dibandingkan kepada junior.
3. mengancam junior jika junior melakukan kesalahan
karena senior menganggap dirinya lebih berkuasa jadi jika junior melakukan kesalah mereka akan menegur dengan cara memaki-maki dengan kata-kata yang kasar dan tak pantas untuk diucapkan cenderung berisi acaman dan tak jarang juga ada yang main tangan. Perlakuan tersebut bertujuan agar junior patuh dan bekerja lebih baik lagi.
4. memberikan junior data yang tidak jelas dan tidak mengajarinya lagi