Hingga tak sadar sayap rapuhku
Terperosok juga dalam dekapan takdir pilu
Angin dengan lancang menebar semerbakmu
Begitu cepat kau termasyhur di lintas ruang temu
Menyanjung kelopakmu yang tersimpul ayu
Membentangkan fatamorgana semu untuk memilikimu
Embun menyadarkanku akan kekerdilan rupa
Betapa berani aku memahatmu yang nirmala
Dalam usangnya prasasti sukma
Kenyataannya, aku hanya tembaga yang berupaya melilit intan permata
Tak akan aku dekatimu saat gegap gempita
Biarku melepasmu atas nama Sang Pesona
Segera nantikan aku dalam doa
Dan memetikmu kelak dalam taman nirwana
Blitar,Â
Senin, 2 Agustus 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H