Frilly Felliny berdiri di jendela memandang keluar saat suara sekretarisnya bergema di interkom. "Nyonya Frilly, Inspektur Bejo sudah datang."
Frilly Felliny kembali duduk sembari menjawab kepada sekretarisnya di interkom. "Suruh dia masuk, Ava."
Pintu ruangan direktur bergeser membuka. Inspektur Bejo melangkah masuk dengan mengetukkan tongkat tiga kali di lantai. Begitu Bejo masuk, pintu ruangan bergeser menutup kembali, lalu terdengar bunyi ceklik, mengunci.
"Siang, Felly." Bejo mengangguk ramah kepada sepupunya yang cantik luar biasa itu, lalu menyandarkan tongkat coklatnya ke dinding. "Boleh aku berdiri saja?"
"Duduklah, Sepupu." kata Felly tanpa senyuman sama sekali, menepuk mejanya satu kali.
"Kau sudah bosan bertemu denganku, Fel?" Bejo duduk berhadapan langsung dengan Felly. "Kupikir kau sudah tidak marah lagi kepadaku sejak bercerai bulan lalu. Betul tidak?"
"Jangan katakan itu lagi." kata Felly menundukkan kepala. "Tolong jangan, Sepupu."
"Baik kalau itu maumu. Sekarang tatap mataku, Fel."
Felly mendongak ke langit-langit beberapa detik, lalu menatap Bejo. "Kapan aku melihatmu menggandeng wanita, Jo?"
"Apa kau terganggu dengan status jombloku?"
Felly mengangguk, lalu menjawab pertanyaan Bejo dengan suara melengking tinggi. "Bukan hanya aku, tapi keluarga besar kita juga penasaran denganmu. Tahu tidak kau ini, Jo?"