Halo kembali, Kompasiana!
Setelah lebih dari satu tahun saya absen menulis di platform ini, akhirnya saya kembali! Untungnya centang biru di profil belum hilang, hehe.
Sejak akhir tahun 2022, saya lumayan disibukkan dengan mengurus proses seleksi dan beasiswa untuk studi S2 di luar negeri. Oleh karena itu agak sulit membagi waktu untuk menulis artikel. Alhamdulillah, setelah jungkir balik mengurus pendaftaran kampus di tengah-tengah mengurus keluarga dan kesibukan kerja, akhirnya saya bisa melanjutkan studi ke University of Glasgow, United Kingdom (UK).
Sebenarnya saya tidak punya mimpi spesifik untuk kuliah ke luar negeri, jadi memang tidak pernah persiapan atau mencoba sebelumnya. Dorongan dari keluarga yang membuat saya memberanikan diri untuk mencoba. Walaupun tentu dalam perjalanannya, mempersiapkan diri untuk tes bahasa inggris, menyiapkan persyaratan pendaftaran kampus, mengurus dokumen visa, mencari tempat tinggal, dan lain-lain, itu ribetnya bukan main.
Dan ketika pada akhirnya mendapatkan beasiswa ini, saya memang berkomitmen untuk mengajak keluarga ikut serta. Jadi, istri dan dua anak saya ikut serta pindah ke kota Glasgow. Saya ingin kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh istri dan anak-anak untuk merasakan pengalaman belajar dan hidup di negara yang berbeda. Kebetulan sekolah anak di UK itu full gratis. Meskipun jatuh bangun dalam prosesnya, tapi Alhamdulillah kami bisa menjalaninya, bersama-sama menuntut ilmu dan melihat dunia Allah SWT secara lebih luas.
Selangkah demi selangkah, walaupun langkah kecil-kecil, akhirnya Allah SWT mengizinkan dan menguatkan kami untuk melalui semua proses persiapan, perkuliahan, perjalanan, dengan sangat baik.
Sekilas tentang Glasgow
Lalu, kenapa Glasgow? Seperti apa kotanya?
Ada jawaban versi serius dan santai soal ini.Â
Versi seriusnya tentu mempertimbangkan program studi yang akan diambil dan reputasi universitas. Argumen ini tentu bisa lebih panjang, tapi mungkin akan boring. Sedangkan versi santainya, saya memang suka kota-kota kuno, sarat sejarah, dan tidak terlalu ramai. University of Glasgow juga tersohor dengan kampus kastil ikonik berpadu fasilitas modern, yang mungkin sulit saya temui di tanah air.
Glasgow berasal dari kata Glaschu, dalam bahasa Gaelic (bahasa tradisional Skotlandia) berarti "green place". Kota ini berdiri sejak sekitar abad ke-6, yang kemudian terus berkembang baik dari sisi perdagangan, industri, arsitektur, dan komunitas masyarakatnya.
Dengan sejarah panjangnya, kita akan bisa melihat bangunan-bangunan dari berbagai era. Sebagian besar bangunan disini arsitekturnya bergaya Gothic Medieval yang dipadukan dengan gaya Victorian, seperti di area St. Mungo, University of Glasgow dan Kelvingrove Art Gallery.
Ketika menyusuri pusat kota Glasgow, seperti Buchanan Street, George Square, maupun Sauchiehall Street, kita bisa menikmati keriuhan kota khas Britania Raya. Nuansa modernitas juga bisa ditemui ketika mengunjungi Riverside Museum dan Clyde Auditorium atau biasa disebut The Armadillo.
Bosan dengan sibuknya area perkotaan? Glasgow memiliki sekitar 90 taman yang tersebar di seluruh kota. Pollok Country Park menjadi yang terbesar dan paling ikonik. Dengan luas yang masif, setara lebih dari 200 kali lapangan bola, dan spot menarik seperti Burrell Collection, Pollok House, dan juga peternakan sapi "gondrong" khas Highland yang ikonik.Â
Bahkan jalan-jalan sore di taman disekitar kota seperti Botanic Garden, Kelvingrove Park, atau Glasgow Green, sangat cukup melepas penat di tengah kesibukan sehari-hari. Taman-taman ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berolahraga, bermain bersama keluarga atau teman, dan bahkan banyak juga yang sekadar bersantai sambil membaca buku.
Kota yang terletak di tepi sungai Clyde, Skotlandia, ini juga memiliki lanskap perkotaan yang beragam, mulai dari berbagai perpustakaan yang sangat nyaman, transportasi yang lengkap (walaupun terkadang mengesalkan karena delay, hehe), dan juga banyak tersedia tempat ibadah bagi muslim. Banyaknya muslim di kota ini sebagian besar merupakan pendatang keturunan Pakistan dan Bangladesh yang sudah menetap dan bekerja ini.
Overall, Glasgow menjadi kota yang sangat nyaman untuk belajar dan tinggal bersama keluarga. Lain waktu, saya akan coba menuliskan berbagai cerita tentang perkuliahan, kehidupan berkeluarga, hingga keindahan lanskap Skotlandia. Walaupun tentu tidak semua ceritanya indah dan menyenangkan, namun hidup satu tahun di Britania Raya memberikan banyak pengalaman dan cerita menarik.Â
Terimakasih Glasgow, telah menjadi kota yang ramah dan menerima dengan terbuka dari beragam latar belakang. Sesuai slogan kota ini, People Make Glasgow.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H