Tahun 2022 ini awalnya diharapkan menjadi momentum recovery dari dampak pandemi yang membuat dunia babak belur. Namun realitanya, periode ini menjadi salah satu momen paling tidak menentu dan sangat menantang bagi berbagai negara.
Roda ekonomi belum berputar dengan cukup stabil, kita sudah dikejutkan dengan meletusnya perang Rusia dan Ukraina di awal tahun ini. Meskipun tidak sampai meluas ke negara-negara lain, namun impact perang terhadap ekonomi dunia ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan.
Berbagai sanksi internasional terhadap Rusia turut membuat situasi semakin pelik. Banyak negara saling sikut mencari komoditas dan sumber energi dari negara selain Rusia dan Ukraina, padahal ketersediaan barang juga makin terbatas.
Selain itu, sektor transportasi logistik masih susah payah untuk pulih pasca pandemi yang hampir memangkas habis armada mereka. Bayangkan saja saat pandemi banyak kapal, pesawat, truk, kontainer yang sudah dilepas demi efisiensi, kini tentu butuh waktu untuk menghimpunnya kembali.
Tidak heran, tarif shipping cost internasional "menggila" beberapa waktu lalu, memicu supply disruption yang secara telak membuat harga-harga barang merangkak naik.
Harga yang melambung tinggi, mengakibatkan komplikasi bagi ekonomi dunia. Kini tahun 2022 kita dihadapkan pada tantangan badai "tri-high" yaitu high inflation, high exchange rate, hingga high interest rate.
Bagaimana Indonesia akan melalui periode berat ini? Sudah siapkah kita?
Melewati Badai Inflasi