Menyambut dunia kerja industri 4.0, begitu jargonnya.
Namun berbagai jurus pemerintah itu terbentur tembok yang tebal. Terutama pandemi Covid-19, yang membuyarkan semua strategi ekonomi, tidak hanya Indonesia, tapi seluruh dunia.
Akses Tak Terbatas
Dengan penghasilan yang bisa dibilang pas-pasan dan pekerjaan yang menguras tenaga, underprevileged milenial di Indonesia ternyata masih memiliki eksistensi yang tinggi.
Indonesia Milennial Report 2019 menunjukkan bahwa sekitar 90% generasi milenial di Indonesia memiliki ponsel. Bahkan muncul anekdot kebutuhan pokok saat ini adalah sandang, pangan, dan colokan.
Ponsel bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi membuat kecanduan belanja online, game, dan main medsos. Tapi disisi lain ponsel adalah jendela dunia yang tak terbatas.
Tak terhitung jumlah pemuda pemudi yang kini mampu sukses menjadi content creator, fotografer, bahkan programmer, hanya dengan belajar otodidak dari ponsel.
Sadar atau tidak, ponsel dan internet adalah salah satu jalan agar milenial bisa naik kelas. Dari sana, generasi muda bisa mendapatkan privileged yang tak terbatas, belajar berbagai skill, mengasah kreativitas, dan meningkatkan literasi manajemen keuangan.
Harapannya tentu saja setelah milenial ini naik kelas, akan bisa menjadi manusia yang memiliki growth-mindset. Tenaga dan penghasilan tidak habis hanya untuk sandang, pangan, dan colokan, tapi juga meningkatkan skill, bahkan menumbuhkan kekayaan melalui investasi.
Semoga saja, milenial Indonesia bisa menjadi generasi yang membawa Indonesia terbang tinggi.
"You are the hybrids of golden worlds and ages splendidly conceived"
Aberjhani, dalam buku Journey through the Power of Rainbow
Septian Ananggadipa
Oktober 2020