Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Teropong Dompet 2014

5 Januari 2014   21:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:07 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun baru dibuka dengan kejutan yang kurang enak, gak ada angin gak ada hujan eh harga gas elpiji 12 kg naik sekitar 68%. Beberapa hari lalu Pertamina mengumumkan harga elpiji 12 kg sebelumnya Rp80 ribu sekarang naik menjadi sekitar Rp135 ribu. Bisa ditebak efek dari kenaikan harga "ajaib" tersebut, Salah satunya adalah pak SBY langsung nge-tweet, hehe :tepokjidat. Mungkin pak Beye khawatir kalo gas elpiji terkena sindrom goyang oplosan, ceguk! hehe. Dengan kenaikan sebesar itu, harga-harga barang akan terkerek, dan dompet kita akan terancam nih. Nah kira-kira bagaimana masa depan dompet kita nih, mari kita teropong bareng-bareng.

Dengan ancaman inflasi dan kurs rupiah yang masih lemah seharusnya membuat kita sadar untuk mengatur pengeluaran kita. Dompet kita sedang di posisi terjepit nih, harga makanan dan barang lokal akan naik, harga barang konsumtif impor seperti tivi, gajet, dan kompiuter  juga masih akan naik, weduh-weduh. Kita harus menghitung ulang pengeluaran pokok bulanan seperti makan, transport dan gubuk (kos maksudnya, hehe). Kalo totalnya masih dibawah 50-70% masih amanlah, kalo diatas itu ya harus ada penghematan atau pemasukan tambahan.
Menahan diri untuk tidak membeli barang-barang elektronik secara berlebihan akan sangat bijaksana. Kurs rupiah yang mencapai sekitar 12 ribu tentu membuat harga barang-barang impor tersebut berada di tingkat atas. Dengan harga yang serba tinggi tersebut kita harus hati-hati biasanya penjual akan mengeluarkan jurus ampuhnya yaitu "jurus cicilan enol persen", hehe. Ya agar konsumen tidak lari, program promo dan cicilan akan semakin menggoda deh, kalo anda konsumen yang cerdas, jangan terjebak ya. Saya tidak bilang tidak boleh belanja lho, boleh asal tepat guna, dan sesekali seneng-seneng juga perlu ko, hehe. Bijaklah dalam menggunakan rezeki, InsyaAllah rezeki lebih suka mendekat pada orang yang bijak.

Nah kalo pengeluaran udah kita amankan, gimana dengan investasi. Lagi-lagi kita sedang diuji, dengan kondisi perekonomian yang agak lesu indeks saham (IHSG) sedang lempeng-lempeng aja, kalo ga salah saat ini dikisaran 4.200 poin. Sedangkan emas relatif lebih baik dengan nilainya yang merangkak naik sampai saat ini sekitar Rp480.000/gram. Di tahun 2014 ini nilai IHSG dan emas mungkin masih akan fluktuatif sih karena ekonomi Indonesia masih belum stabil, adanya pemilu, serta pengaruh kondisi ekonomi Amerika. Namun untuk jangka panjang, reksadana saham dan emas masih prospektif dibanding nabung biasa. Beda cerita dengan properti yang nilainya akan terus naik, secara tanah di bumi ini tetap dan jumlah orang dan uang beredar semakin banyak, yo po rak, haha.

Nah pada Januari 2014 ada kebijakan menarik nih yang diumumkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sangat perlu kita tahu. Per 6 Januari 2014 nanti jumlah 1 lot saham yang sebelumnya adalah 500 lembar saham akan menjadi 100 lembar saham lho. Kebijakan ini dilakukan untuk mendukung permodalan dari dalam negeri. Misal nih, harga per lembar saham A sebesar Rp 5.000. Nah dulu untuk mentransaksikan satu lot saham, investor harus menyiapkan dana Rp 2,5 juta. Namun, dengan kebijakan BEI yang baru tadi, maka investor hanya perlu mengeluarkan dana Rp 500.000, Wow!. Dengan begitu diharapkan nanti akan lebih banyak rakyat indonesia mulai dari mahasiswa, pengusaha hingga pegawai dapat mendukung permodalan perusahaan-perusahaan dalam negeri. Semoga sukses gan!.
Negeri kita yang tercinta ini akan kembali mengarungi tahun yang menantang, begitu juga kita rakyatnya, hehe. Perlu kita tahu Pertamina mengklaim meskipun harga elpiji 12 kg sudah naik 68%, dalam hal penjualan elpiji mereka masih akan merugi Rp3,7 triliun doweweng :tepokjidat. Berdasarkan informasi dari Kompas, sebenarnya Pertamina dan Kementerian BUMN meningkatkan harga elpiji 12 kg karena melaksanakan rekomendasi hasil audit BPK, Wah jadi tambah mbulet ya, hehe kita lihat opera apa yang sedang dimainkan elit-elit negara ini. Nah kita harus lebih pinter dari keadaan, perbanyak berdoa sama-sama, tingkatkan kualitas diri dan atur strategi hidup. Yap selamat meneropong dan mengarungi 2014 kawan-kawan, see you on top!.
Sedikit cerita lucu nih biar gak tegang, haha
Seorang pedangan asal Madura yang berjualan ayam di pasar menawarkan ayamnya seharga Rp25.000,- per ekor. Seorang ibu yang lewat kemudian menawar.
"Ayamnya kurus begini, sepuluh ribu saja yo pak?"
Pedangang tadi menyahut.
"Addoo boo'... Kemoceng ndak ado daginya saja lima belaas reeboo.. massaak ayam pakee daaging cuma sepoooloohh?"
:D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun