Mohon tunggu...
Septiana Atikasari
Septiana Atikasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siipp

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Manfaatkan SDA, KKN UIN Walisongo Jadikan Biji Jenitri Menjadi Aksesoris

15 November 2021   11:16 Diperbarui: 15 November 2021   11:36 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

SEMARANG - Dalam rangka memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA), KKN UIN Walisongo gunakan biji jenitri sebagai bahan dasar aksesoris layak jual. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Nongkosawit, tepatnya di desa wisata Omah Pang. (3/11/21)

Tugimin, sebagai pengrajin mengatakan adanya daya tarik tersendiri dalam pembuatan kerajinan jenitri. Beberapa produk yang ditawarkan seperti gelang, kalung, tasbih, dan gantungan kunci. Beberapa produk telah dipasarkan di luar daerah. 

"Kerajinan jenitri ini sudah pernah dijual. Ada gelang, kalung, tasbih, dan gantungan kunci," ucap Tugimin. 

Selain itu, ia menambahkan biji jenitri diyakini pula memiliki daya elektromagnetik, sehingga jika dikalungkan dapat mengontrol tekanan darah, mengurangi stres, serta mengatasi berbagai penyakit mental. Umumnya, biji akan menghitam saat menyerap racun dalam tubuh penggunanya. 

"Bijinya bisa menghitam nanti bisa jadi detoks untuk beberapa penyakit," tambahnya. 

Proses pembuatan kerajinan jenitri ini melibatkan pengrajin dan beberapa mahasiswa KKN UIN Walisongo dan dilaksanakan selama dua hari. Menurut Annisa Ayu, salah satu yang mengikuti kegiatan ini, proses pembuatan kerajinan jenitri dirasa tidak sulit akan tetapi perlu ketelatenan. 

"Kegiatannya seru, ada timbal balik antara mahasiswa KKN dan pengrajin setempat. Nggak sulit sih, tapi memang perlu telaten," ucap mahasiswa psikologi ini. 

Annisa menjelaskan, ilmu pembuatan kerajinan ini yang diberikan pengrajin kemudian diimbangi dengan sosialisasi pemasaran melalui media sosial dari pihak mahasiswa. Ini diharapkan dapat membantu pengrajin untuk memperluas jaringan pemasaran. 

"Mereka memberi pelajaran tentang pembuatan produk, kami berikan pemahaman tentang pemasaran melalui media sosial. Jadi saling bekerja sama," pungkas Annisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun