Mohon tunggu...
Septiana Delaseniati
Septiana Delaseniati Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Menjadi apa adanya aku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dayak Ngajuku

26 Februari 2014   17:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:27 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dayak adalah salah satu suku yang ada di Indonesia dan menempati sebuah kepulaun yang dikenal dengan sebutan Kalimantan atau Boneo di mata dunia. Dayak memiliki banyak anak suku- anak suku lagi yang memiliki nama suku dan bahasa yang berbeda satu sama lainnya.

Suku Dayak Ngaju/Ot Danom adalah salah satu suku dayak yang hidup dan menempati wilayah Kalimantan Tengah. Dalam pola kehidupan dan bersosialisasi suku Dayak Ngaju memiliki falsafah kehidupan yang diterapkan dalam semua sendi kehidupannya yaitu falsafah HUMA BETANG. Dimana falsafah kehidupan ini membentuk tipikal, kepribadian dan sikap hidup suku Dayak Ngaju, yaitu hidup rukun dan damai bersama tanpa memandang perbedaan dalam masalah apapun. Semuanya dipersatukan dalam 1 wadah yang diibaratkan sebagai sebuah rumah panjang yang bisa ditempati oleh banyak keluarga-keluarga kecil dengan damai secara bersama.

Seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh-pengaruh dari penetrasi kebudayaan yang berasal dari luar suku dayak ngaju, banyak terjadi pergeseran-pergeseran nilai kehidupan yang juga mempengaruhi pola pikir dan kehidupan bersosialisasi anak suku dayak antara satu dengan yang lainnya. Salah satu penetrasi dari luar yang memiliki pengaruh cukup besar dan kuat mempengaruhi gaya hidup dan kehidupan bersosialisasi anak-anak suku Dayak adalah masuknya pengaruh agama yaitu islam, kristen, juga hindu dan budha. Yang pada akhirnya membentuk pengkotakan-pengkotakan ditengah anak suku dayak yang pada awal mulanya hidup damai dibawah satu atap yaitu DAYAK NGAJU.

Mulai munculah kelompok-kelompok yang membedakan diri berdasarkan kesamaaan iman dan agama yang mereka anut dan pilih. Pengelompokkan-pengelompokkan ini pada akhirnya mulai membentuk jurang perbedaan antar sesama anak suku Dayak Ngaju. Mulailah muncul keegoisan kelompok yang mengklaim bahwa kehidupan kelompoknyalah yang paling benar, sementara kelompok lain salah dan sesat.

Perpecahan anak suku- anak suku Dayak Ngaju ini juga semakin diperuncing dengan perilaku anak suku-anak suku yang sudah mengalami penetrasi begitu mendalam dari ajaran yang diimani dan dipilih sebagai agama dan kepercayaan kelompok tersebut yang mulai memisahkan diri dan mengklaim diri mereka berbeda dengan anak suku Dayak lainnya.

Hal inilah yang mulai meresahkan dan menjadi titik perpecahan yang terjadi didalam kesukuan Dayak Ngaju yang mulai terasa dan mulai mempengaruhi pola sosialisasi sesama anak suku dengan semua orang dalam ruang lingkup wilayah Kalimantan Tengah.

Maka yang bisa dilakukan oleh semua anak suku Dayak Ngaju dewasa ini adalah kembali menguatkan pola pemikiran dan pola kehidupan dan bersosialisasi berdasarkan falsafah hidup suku Dayak Ngaju yaitu HUMA BETANG. Hidup damai satu sama lain tanpa memandang perbedaan iman, agama dan kepercayaan yang dianut masing-masing dengan saling menghargai sebagai sesama anak suku juga sebagai sesama manusia.

Semoga kedepannya kesadaran pola pandang anak suku Dayak Ngaju bisa kembali ditingkatkan berdasarkan falsafah hidup HUMA BETANG dan lebih mengutamakan identitas kebersamaan dan kedamaian tanpa mencoba memisahkan diri dan membedakan diri dengan alasan perbedaan iman dan agama satu sama lainnya.

Bersatulah sukuku. Jayalah Dayak Ngajuku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun