Mohon tunggu...
Septiana Delaseniati
Septiana Delaseniati Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Menjadi apa adanya aku

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Akulah Sang Kehidupan dan Kematian

5 Maret 2014   01:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

AKULAH SANG KEHIDUPAN DAN KEMATIAN

Dari kejadian aku belajar menghadapi. Dari kejatuhan aku belajar berdiri tegak. Dari kelemahan aku belajar kuat. Dan dari kebencian aku belajar mengasihi.

Semua yang terjadi dan hadir dalam hidupku. Baik dan buruk. Kemunafikan dan ketulusan. Semuanya menjadi sarana pembelajaran agar aku makin melihat kedalam diri sendiri dan mengambil pengajaran dari segala hal.

Aku adalah kehidupan. Kehidupan adalah aku. Aku belajar hidup dari kehidupan. Dan kehidupan ada karena aku ada. Akulah yang awal dan yang akhir dari kehidupan. Dan akulah sang kehidupan.

Aku adalah kematian. Kematian adalah aku. Bila tiba masaku kelak. Itulah akhir dari semua pembelajaran yang harus aku jalani. Dalam kematianlah aku akan beristirahat dengan tenang. Damai dalam buaian kegelapan. Dan meninggalkan semua jejak-jejak kehidupanku untuk semua yang pernah mengenal aku. Itulah masanya aku akan mulai pudar dan menghilang ditelan waktu. Hingga tak seorangpun lagi kan mengenalku. Dan masa-masa kehidupanku akan menjadi sebuah dongeng semata untuk semua yang tertinggal kelak dari masa depan kehidupanku yang tersisa.

Bila saat ini aku adalah nyata dan ada. Jauh setelah kematianku aku adalah tiada dan ketiadaan. Saat dimana semua yang hidup hanya menganggap keberadaanku adalah sebuah dongeng menjelang tidur, yang hanya meninggalkan sisa jejak-jejak kehidupan.

Ya inilah aku saat ini. Aku ada dan nyata. Dan menjadi tiada dan fatamorgana saat kematianku. Aku hanyalah bagian kecil dari sebuah perjalanan kehidupan hingga maut menjemputku dipintu gerbang kematian.

Aku adalah kehidupan. Dan kehidupan adalah aku. Saat ini.

Aku adalah kematian. Dan kematian adalah aku. Bila saatnya tiba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun