Mohon tunggu...
Septiana Delaseniati
Septiana Delaseniati Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Menjadi apa adanya aku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari Dumay

8 April 2014   05:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:56 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajarlah dari dumay, karna tanpa kita sadari, banyak kejadian di dumay justru menggambarkan kesejatian diri kita di duta.

Di dumay kita mengenal istilah akun kloningan,  yang digunakan oleh seseorang dengan berbagai alasan dan niat tertentu dalam mengoperasikan akun tersebut. Dan biasanya, akun-akun tersebut sengaja dibuat untuk menampilkan pribadi-pribadi yang berbeda satu sama lainnya, padahal sang pemegang akun sejatinya hanya terdiri dari satu orang saja.

Dengan akun-akun kloningan tersebut, seseorang bisa tampil menjadi sosok apa saja yang dia inginkan. Baik sebagai seorang yang bijaksana, slengean, bajingan tengil, pelacur dumay, atau apa saja sosok yang dia ingin munculkan melalui akun-akun yang berbeda. Untuk hal seperti ini, tidak semua orang mampu dan bisa menjalaninya.....karena dia harus mampu benar-benar dan menjiwai tokoh-tokoh yang dia perankan dari masing-masing akunnya.

Untuk seorang pemeran watak sejati, mungkin dia akan mampu berperan total dari masing-masing akun yang dia miliki. Tapi untuk seseorang yang tidak mampu membentuk jiwa dan kepribadian lain dari dirinya, dijamin tidak akan pernah berhasil memiliki berbagai akun dengan karakter yang berbeda dari kesehariannya.

Dari masalah akun inilah........sebenarnya kita bisa mempelajari siapa diri kita dan orang lain yang berada di balik sebuah akun sebenarnya di dunia nyata atau duta.

Seseorang yang di dunia mayanya memiliki berbagai akun, dan mampu memerankan karakter yang berbeda dari setiap akun yang dimilikinya, bisa dipastikan memiliki kecenderungan sebagai seorang manusia yang dipenuhi dengan kemunafikan, terbukti dari kemampuannya menjadi bunglon melalui akun-akunnya dengan karakter yang berbeda untuk menipu semua orang yang mengenal dia, juga untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri yang memampukan dia berkamuflase sebagai sosok apa saja dalam kehidupan mayanya. Dan itu menggambarkan bahwa dia adalah sosok PENJILAT dan BUNGLON di dutanya.

Ada juga sosok yang memiliki akun aspal, atau akun kloningan yang digunakan bertujuan untuk seru-seruan di dumay, dan tidak mau kehidupan dutanya terganggu dan terpengaruh dengan kelakuan dumaynya. Untuk orang yang seperti ini di dumay, bisa dipastikan sebagai orang yang ingin menikmati hidup, tetapi tidak mau terlalu memiliki masalah dalam hidupnya dan berusaha dengan berbagai cara dan alasan menghindar dari segala pemicu dan penyebab timbulnya masalah di duta.

Ada juga tipe manusia yang meskipun memiliki akun kloningan, tetapi tetap tampil apa adanya dan tidak mampu menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya. Dengan akun kloningan dumaynya, mungkin lebih dari satu, dia tetap menjadi dirinya sendiri dengan karakter yang sama. Maka manusia seperti ini di duta bisa dipastikan manusia yang cenderung cuek dan asik dengan dirinya sendiri. Yang tidak perduli dengan pendapat orang tentang dirinya. Dan lebih memilih asik dengan dunia dan diri sendiri. Tipe manusia yang terlalu apa adanya.

Jadi, belajarlah dari dumay.......maka kamu akan menguasai duta. Karena dumay bisa dijadikan sebagai ajang untuk menempa kemampuan diri, sebelum benar-benar terjun di dunia nyata dengan segala hal yang akan lebih mampu terbaca, seperti kemampuan membaca semua gejolak yang terjadi di dumay.

Akhir kata................jangan percaya semua analisa di atas........karena itu merupakan analisa berdasarkan persepsi pribadi, bukan berdasarkan ilmu psikologi :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun