Mohon tunggu...
Septian Dhaniar Rahman
Septian Dhaniar Rahman Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah dan Komikus

Saya lulusan Sastra Inggris dan telah menerjemahkan beberapa buku non fiksi. Selain itu, saya juga telah menerbitkan beberapa novel dan komik detektif. Kunjungi website saya juga di http://septiancomics.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hantu Hutan (Bagian 5)

16 Januari 2022   21:50 Diperbarui: 16 Januari 2022   22:02 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aku tersenyum sambil mempersilahkan Martin untuk duduk. "Mau pakai bahasa Italia juga tidak mengapa."

"Saya suka bahasa. Saya mau bicara bahasa saja. Saya pakai bahasa lumayan lancar. Saya cinta bahasa. Sungguh, Bapak ... Roni." Martin menyerahkan tas itu padaku. "Saya berniat baik ... mengembalikan ini, Bapak. Baju dan celana milik Bapak dan ... istri, juga dompet dan ponsel Bapak dan istri. Saya ... saya malu sekali atas kejadian ... hari Minggu malam kemarin. Maafkan saya, Bapak. Saya memang berdosa besar."

"Grazie, Signor. Forza Italia." Aku tidak marah pada Martin, malah aku sangat berterima kasih atas kebesaran hatinya mau mengunjungiku untuk mengembalikan barang punyaku ini. "Pak Martin sudah sarapan?"

Martin mengacungkan jempol sambil tersenyum bahagia. "Saya tadi makan soto ayam. Enak sekali, Bapak Roni. Soto ayam depan kantor ini."

"Iya, Soto Ayam Mang Darman sangat lezat." kataku setuju sambil mengangguk. "Ada lagi yang bisa kubantu, Pak Martin?"

"Saya ingin memberitahu sebuah informasi yang mungkin berguna bagi Bapak Roni, terutama tentang kejadian hari Minggu malam kemarin. Hari Senin kemarin Polisi sudah menangkap tokoh pelaku kultus tersebut, tapi maaf, saya tidak mengetahui siapa namanya."

"Tidak apa-apa, Pak Martin."

"Saya harap Bapak Roni tidak keberatan berkunjung ke Hotel saya lagi."

"Tenang saja, Pak Martin. Aku dan istriku jika ada waktu akan meluangkan waktu menginap di sana lagi."

"Sekali lagi, Bapak Roni. Saya meminta maaf atas kejadian kemarin. Saya sungguh menyesal hal semacam itu terjadi di Hotel saya. Kalau ada informasi lebih lanjut mengenai kejadian kemarin, akan saya beritahu Bapak Roni."

Kami berdua berdiri dan saling menangkupkan tangan ke dada sebagai tanda persahabatan dan perpisahan karena Pak Martin segera berpamitan. Sebelum pulang, beliau sempat menitipkan kartu nama dan juga sebuah kartu diskon Hotel Micronium kepadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun