Masalah sampah selalu menjadi perhatian yang tak ada habisnya untuk dicarikan solusinya. Setiap hari  kita membuang sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Sampah plastik merupakan sampah anorganik yang paling sering dibuang oleh masyarakat, padahal sampah plastik adalah salah satu jenis sampah yang sulit terurai.Â
Masih banyak masyarakat yang menggunakan plastik untuk kebutuhan sehari-hari, baik itu dalam kemasan makanan ringan maupun kantung plastik belanja.Â
Banyaknya masyarakat yang membuang sampah plastik di lingkungan dapat memicu kerusakan alam seperti menurunkan kesuburan tanah dan air tercemar, selain itu membuang sampah plastik sembarangan dapat menurunkan nilai estetika lingkungan.Â
Untuk mengurangi dampak buruk plastik bagi lingkungan dapat dilakukan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari-hari, namun kesadaran masyarakat masih kurang dalam melakukan 3R.
Kelompok 20 yang merupakan mahasiswa KKN-T (Kuliah Kerja Nyata Tematik) dari Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri melaksanakan KKN di Desa Petok, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri dengan membuat sebuah program "Gerakan Masyarakat Peduli Sampah Plastik" yang berisi kegiatan edukasi penanggulangan sampah plastik dengan metode ecobrick.Â
Kegiatan ini dilakukan sebagai solusi untuk menangani permasalahan sampah plastik yang ada di masyarakat.
Ecobrick merupakan salah satu pemanfaatan sampah plastik dengan menggunakan botol plastik bekas yang berisi sampah plastik yang bersih dan kering yang dipadatkan di dalam botol, dan dapat berfungsi sebagai balok bangunan yang dapat digunakan untuk membangun suatu barang yang bermanfaat seperti kursi, meja, bangunan, dan lainnya.
Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan ecobrick:
- Menyiapkan alat dan bahan yang terdiri dari botol plastik, sampah plastik, tongkat kayu, gunting, timbangan, lem tembak / lem silikon, dan spidol permanen.
- Bersihkan sampah plastik dari sisa makanan, minyak atau kotoran lainnya, lalu keringkan. Pilih botol plastik yang memiliki ukuran sama dengan jumlah banyak, biasanya untuk membuat ecobrick dengan lebih cepat dapat menggunakan botol ukuran 600 ml.Â
- Siapkan tongkat untuk memadatkan plastik dalam botol, tongkat dapat dibuat dengan kayu atau bambu dan sesuaikan dengan ukuran mulut botol.
- Gunting sampah plastik menjadi potongan-potongan kecil.
- Masukkan plastik lunak dengan warna solid ke dalam botol kemudian padatkan dengan tongkat untuk mengisi 1-2 cm volume botol.
- Isi botol dengan plastik yang sudah dipotong-potong kemudian padatkan dengan tongkat. Lakukan hingga botol terisi penuh dan padat dengan plastik.
- Setelah diisi plastik, timbang ecobrick. Pastikan botol sudah terisi penuh dengan plastik dan tidak terdapat ruang yang tersisa di dalam botol. Untuk botol ukuran 600 ml harus memiliki berat minimum 200 gram, sedangkan botol 1500 ml memiliki berat minimum 500 gram. Berat minimum botol dapat diketahui dengan menggunakan rumus = Volume botol x 0,33 g/ml.
- Setelah botol terisi penuh dan padat, tutup botol dan beri label pada botol dengan spidol permanen yang berisi berat ecobrick.
- Setelah terkumpul beberapa botol ecobrick, maka dapat membangun modul ecobrick. Modul ecobrick yang paling mudah dibuat yaitu modul Milstein dan modul Dieleman Lego. Dengan menggunakan modul ini, dapat dibuat kursi, meja, dan banyak lagi.Â
- Untuk membuat kursi dari ecobrick dapat menggunakan modul Milstein dengan cara menyusun botol ecobrick membentuk lingkaran, kemudian rekatkan dengan lem tembak atau lem silikon. Untuk membuat kursi dengan modul ini memerlukan 12-19 botol ecobrick.
Dengan membuat ecobrick dapat mengisolasi sampah plastik dari lingkungan dan mengurangi dampak pencemaran yang ditimbulkan oleh sampah plastik. Produk dari ecobrick juga dapat digunakan sebagai peluang usaha oleh masyarakat di Desa Petok, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Untuk membuat kursi dari ecobrick dapat dilihat pada video berikut: