Mohon tunggu...
Septi Amanda
Septi Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Seni

Review novel Kupu-kupu Pelangi: karya Laura Khalida

7 Mei 2023   12:53 Diperbarui: 20 November 2023   08:40 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar novel Kupu-kupu Pelangi, karya Laura Khalida (sumber gambar: Ipusnas).

Sinopsis Novel Kupu-kupu Pelangi Laura Khalida

Novel yang berjudul Kupu-kupu Pelangi ini di dalamnya mengisahkan tentang perjuangan seorang gadis cantik yang ingin menaikkan derajat keluarganya dengan tidak melakukan pekerjaan yang dianggapnya sangat hina, perempuan merupakan aset berharga yang dianggap mampu menaikkan derajat keluarga. Dengan cara yang salah, kampung tempatnya dilahirkan mempunyai pandangan yang buruk, kampungnya ini dianggap sebagai salah satu kampung yang tiap bulannya selalu memasok gadis-gadis untuk dijadikan PSK (Pekerja Seks Komersil).

Isi Novel Kupu-kupu Pelangi Laura Khalida 

Novel ini dimula dengan menceritakan kehidupan keluarga lilis, ia merupakan anak pertama dari kedua orang tuanya, ia memiliki 3 orang adik bernama dadi, syarif dan irgi. Lilis saat itu masih berumur 14 tahun dan masih duduk di bangku sekolah SMP, dengan umur yang belum dikatakan remaja, lilis selalu didesak oleh emak nya untuk bekerja dengan mamangnya. Lilis sering kali mendengar percakapan emak nya dengan mamang perihal pekerjaan yang ditawari mamang nya kepada lilis, tapi dengan pendiriannya yang sangat kokoh lilis selalu menolak setiap kali mamang nya mengajaknya untuk bekerja, berkali-kali mamang nya menawari lilis untuk bekerja pun jawabannya tetap sama, tidak mau. 

Sampai suatu ketika ia sedang mencuci pakaian, samar-samar ia mendengar mobil mamang nya yang menuju ke arah rumahnya, lilis yang sedang mencuci pakaian di dekat sungai pun sempat kaget ada apa mamang nya datang ke sini lagi, ternyata mamang nya sudah berbicara terlebih dahulu kepada emak nya lilis, lilis tau apa sebetulnya percakapan emak nya dengan mamang, perihal kerjaan pastinya. 

Dengan hati yang masih deg degan sebab mamang nya menghampirinya, tanpa aba-aba apapun ia langsung diseret sang mamang untuk ikut ke Jakarta bekerja dengannya, emak nya yang melihat itu bersikap biasa saja dan malah enggan membantu lilis yang sedang diseret oleh mamangnya, lilis yang melihat itu pun sempat berkata dalam hati mengapa emak bersikap seperti itu, enggan menolong anaknya yang sudah berteriak untuk meminta pertolongan kepadanya, dari sini Lilis begitu kecewa kepada emaknya, karena emaknya tetap bersikeras untuk Lilis ikut ke Jakarta dan bekerja dengan mamangnya. 

Kekecewaan kepada emaknya tidak berlangsung lama, sebab emaknya akhirnya meminta maaf kepada Lilis perihal kejadian yang berlangsung tadi pagi, Lilis pagi tadi berhasil kabur dari mobil mamangnya yang ia tumpangi, ia bersembunyi di dalam kandang kerbau sampai dirasa mobil mamangnya sudah pergi jauh dari kampungnya.

Hari-hari berlalu, tawaran yang ditawari mamangnya tetap sama, perihal pekerjaan. Di sekolah Lilis dapat dikatakan sebagai salah satu murid yang memiliki prestasi cukup banyak, di kelas nilai-nilai yang ia dapatkan juga cukup baik, dengan nilai-nilainya yang cukup baik di kelas, ia bertekat setelah lulus SMP nanti ia akan melanjutkannya ke jenjang SMU/SMK, tetapi pilihannya untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi ditentang oleh kedua orang tuanya, katanya untuk apa perempuan sekolah tinggi-tinggi kalau nanti ujung-ujungnya tetap ada di dapur.

Begitulah jawaban dari sang emak jika Lilis berbicara tentang keinginannya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi ia tidak putus asa ia tetap mencari cara bagaimana ia bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi tanpa harus membebani kedua orang tuanya. Sampai akhirnya pembayaran ujian untuk siswa kelas 3 memasuki 3 hari terakhir, di sini Lilis bingung, ia belum mendapatkan uang untuk membayar ujian, sampai di pilihan terakhir ia bertekat untuk meminjam uang dengan sena, sena pacar Lilis yang satu sekolah dengannya. Sebenarnya Lilis enggan meminjam uang kepadanya, sebab ia tahu sena akan meminta satu syarat kepadanya jika ia meminjam uang kepadanya, karna kemungkinan Lilis tidak bisa mengganti uang sena secepatnya, maka sena meminta ia harus tidur bersama sebagai gantinya.

 Syarat yang sena ajukan ditolak mentah-mentah oleh Lilis, ia tidak mau dan tidak akan pernah mau, dari situ ia memutuskan untuk berhenti berhubungan dengan sena, dan memilih menjauh darinya. Mengapa laki-laki selalu seperti itu? Menjadikan perempuan sebagai objek hanya untuk memuaskan hawa nafsunya. Lilis tidak berhenti sampai di situ, ia kembali ke sekolah untuk memberitahu perihal uang ujian yang ia belum dapatkan, tetapi dengan sangat baik hati Pak Markus (wali kelasnya) telah membayar uang ujian akhir Lilis, ia sangat bersyukur wali kelasnya sangat berbaik hati dan membantunya. 

Permasalahan ujian telah berakhir, kini muncul masalah baru lagi. Lilis didesak oleh keluarganya untuk tetap berhenti sekolah, tapi karena Lilis tidak mudah putus asa ia selalu mencari jalan keluar agar ia bisa melanjutkan sekolahnya, Lilis bisa dibilang siswa berprestasi di sekolah, maka dari itu pihak sekolah akan mendaftarkan ia untuk mendapatkan beasiswa, Lilis yang mengetahui hal itu sangat-sangat bersyukur karena pihak sekolah selalu membantunya, katanya kalau ia mendapatkan beasiswa itu ia akan melanjutkan sekolahnya di Bandung, dan memilih SMK agar ia bisa cepat bekerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun