Mohon tunggu...
Septi Alfianti
Septi Alfianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng TIrtayasa

Artikel pertama saya akan berisi tentang Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Katanya Mahasiswa Pendidikan Matematika, tapi Kok Ngitung 1+1 Aja Harus Buka Kalkulator Dulu?

25 Juni 2024   08:38 Diperbarui: 25 Juni 2024   08:56 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Matematika secara umum dikenal dengan hitung menghitung. Banyak orang menganggap mahasiswa pendidikan matematika sebagai manusia terampil yang dapat menghitung berbagai hal bahkan di luar pikiran mereka. Namun, bagaimana jika seorang mahasiswa pendidikan matematika ternyata harus buka kalkulator terlebih dahulu saat menghitung matematika dasar? Sangat menarik untuk membahas pertanyaan tersebut karena mengandung beberapa kesalahpahaman umum tentang kepercayaan diri, penggunaan teknologi di dalam kelas, dan pendidikan matematika.

Pernyataan di atas benar bahwa mahasiswa pendidikan matematika merupakan seseorang yang handal dalam hitung menghitung. Namun, pernyataan lain bahwa kebanyakan dari mereka akan menggunakan alat bantu seperti kalkulator untuk menghitung dalam kehidupan sehari-hari maupun di kelas adalah benar juga. Hal tersebut dapat dihubungkan dengan kepercayaan diri mereka terhadap kemampuan masing-masing.

Jumlah pekerjaan rumah dan tugas yang terlalu banyak mungkin membuat mahasiswa merasa tertekan atau cemas. Mereka mulai meragukan kemampuan mereka karena tekanan tersebut. Mereka merasa harus memastikan jawaban yang benar untuk setiap soal, bahkan dalam menyelesaikan masalah matematika dasar sekalipun.

Selain itu, terdapat mahasiswa yang memiliki sikap perfeksionis. Mahasiswa tersebut akan terbiasa memeriksa dan mengonfirmasi jawaban mereka secara berlebihan. Mereka akan memeriksa ulang jawaban mereka dengan menggunakan kalkulator untuk mencegah terjadinya kesalahan, padahal mereka sudah mengetahui jawabannya. Hal tersebut menunjukkan kurangnya kepercayaan diri dalam kemampuan mereka.

Kecemasan dapat menyulitkan mereka untuk berpikir secara efektif selama di kelas, ujian, atau presentasi. Bahkan mahasiswa yang biasanya percaya diri dalam keterampilan matematika mereka, mungkin akan mengalami kerugaan tiba-tiba dalam situasi tersebut.

Sebelumnya, sangat penting untuk mengetahui bahwa matematika pada perguruan tinggi jauh lebih rumit daripada mata pelajaran dasar yang kita pelajari di sekolah. Selain perhitungan dasar, mahasiswa pendidikan matematika juga mempelajari teori, gagasan abstrak, dan berbagai teknik analisis. Mereka tidak bisa menggunakan perhitungan manual dengan cepat untuk mempelajari hal tersebut. Terdapat mata kuliah seperti analisis real, struktur aljabar, dan teori bilangan yang harus menggunakan pemikiran kritis dan pengetahuan mendalam, bukan perhitungan sederhana.

Menggunakan kalkulator atau alat bantu lainnya untuk menyelesaikan perhitungan sederhana merupakan keterampilan yang efisien. Pada zaman modern saat ini, keterampilan yang sangat penting dalam masyarakat yaitu mengetahui cara menggunakan teknologi dengan baik. Bahkan para profesional lainnya sering menggunakan perangkat lunak canggih untuk membantu menyelesaikan perhitungan yang sulit dan memastikan kebenaran data, termasuk dalam penelitian serta bisnis.

Mahasiswa yang belajar matematika juga dilatih untuk berpikir kritis dan analitis. Dengan menggunakan kalkulator, kemampuan mereka untuk mengatasi masalah matematika yang sulit tidak akan terpengaruhi. Sebaliknya, hal tersebut memungkinkan mereka untuk berkonsentrasi pada aspek matematika yang lebih abstrak, seperti mengembangkan argumen, teorema, dan memahami struktur matematika yang rumit.

Anggapan bahwa mahasiswa pendidikan matematika harus dapat melakukan semua perhitungan dengan manual mengabaikan kenyataan bahwa setiap orang itu unik dan memiliki kelebihan serta kekurangan yang berbeda. Beberapa orang lebih baik dalam memahami teori atau menangani masalah abstrak, sementara yang lain mungkin lebih baik dalam melakukan perhitungan cepat.

Terdapat juga sisi praktis dari penggunaan kalkulator, antara lain bakat yang sangat berguna untuk dapat dengan cepat memeriksa dan memvalidasi hasil perhitungan dalam kehidupan sehari-hari. Alih-alih mencerminkan kurangnya kepercayaan diri atau kemahiran dalam matematika, menggunakan kalkulator untuk perhitungan sederhana menunjukkan kemampuan beradaptasi mahasiswa terhadap sumber teknologi yang ada.

Keyakinan bahwa mahasiswa pendidikan matematika harus mampu melakukan semua perhitungan manual tanpa bantuan pada akhirnya merupakan pernyataan kurang tepat. Landasan teori dan kemampuan analisis yang kuat serta penggunaan teknologi yang bertanggung jawab merupakan komponen dari pendidikan matematika yang berkualitas. Penggunaan kalkulator dan alat bantu lainnya harus dianggap sebagai komponen dari kemahiran teknologi mereka untuk memaksimalkan dan efisiensi penghitungan. Oleh karena itu, daripada meremehkan bakat mahasiswa pendidikan matematika, kita harus menghargai cara-cara yang digunakan oleh mereka dalam menggunakan berbagai alat bantu teknologi untuk mengerjakan tugas-tugas yang sulit dan berat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun