Pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk cair telah dilaksanakan oleh Tim Giat-9 Mahasiswa Univarsitas Negeri Semarang (UNNES) pada 8 Juli 2024 yang dilaksanakan di Dusun Dukuhsari Desa Ketangi. Sasaran pelaksanaan program tersebut ditujukan kepada para petani dengan total 15 warga yang bertujuan agar para petani mendapatkan inovasi baru terkait penggunaan pupuk untuk tanaman mereka. Selain itu, program tersebut dilaksankan dengan harapan dapat meningkatkan keterampilan warga dalam memanfaatkan limbah rumah tangga agar tidak terbuang sia-sia dan dapat dibuat dengan biaya yang terjangkau. Â
Pemanfaatan limbah rumah tangga dengan menggunakan air cucian beras dan ampas kopi merupakan perpaduan yang selaras untuk dijadikan pupuk tanaman organik. Air cucian beras mengandung nutrisi dan bakteri baik yang penting bagi tanaman karena air beras mengandung 90 persen karbohidrat berbentuk pati yang penting untuk hormon auksin, alanin, dan gibberline pada tanaman. Air cucian beras juga dapat meningkatkan jumlah klorofil total dan pertumbuhan tinggi tanaman. Beberapa kandungan yang dimiliki oleh air cucian beras meliputi karbohidrat, nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, dan Vitamin B1. Kemudian, tanah yang diberikan penambahan limbah ampas kopi terjadi penurunan pH, Carbonate as CaCO3 (CAC) dan bulk density serta meningkatkan retensi air Limbah ampas kopi dapat berkontribusi dalam pemulihan struktur tanah dan aerasi.Â
Penggunaan air cucian beras dan ampas kopi sebagai pupuk organik berarti mengurangi limbah yang dibuang secara percuma. Pemanfaatan bahan tersebut sebagai pupuk dapat mengurangi penggunaan pupuk sintetis dalam budidaya sayuran. Selain itu juga dapat menjadikan alternatif pupuk yang bernilai ekonomis terutama untuk kalangan rumah tangga.Â
Terdapat beberapa bahan yang mendukung pembuatan pupuk tersebut yaitu air cucian beras, ampas kopi, dan cairan EM4. Â Cara pembuatan pupuk organik cair, yaitu:
Persiapan alat dan bahan: Alat yang diperlukan dalam pembuatan pupuk organik cair dengan teknologi sederhana yaitu: baskom, sendok, dan botol. Sedangkan untuk bahan : ampas kopi, gula, air leri, EM4.
Pencampuran bahan: campurkan 40gr ampas kopi , 1 liter air cucian beras (air leri), 1 sendok makan gula pasir, dan 100ml EM4 kedalam baskom. Kemudian hasil pencampuran yang telah homogen dimasukkan kedalam botol.
Fermentasi: simpan selama 7 hari ditempat teduh.Buka tutup botol setiap hari, lalu tutup kembali untuk membuang gas yang terbentuk di dalam botol.
campurkan pupuk yang sudah difermentasi ke dalam air dengan perbandingan 1:10. Pengaplikasian dilakukan satu hingga dua kali dalam seminggu.
Setelah bercampur menjadi satu, kemudian pupuk tersebut diaplikasikan ke tanaman dengan cara disemprot atau juga bisa disiram.Â
Pelaksanaan program pembuatan pupuk organik cair diharapkan dapat menjadi pandangan baru terhadap warga dukuhsari khususnya bagi para petani untuk bisa memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi pupuk tanaman dengan harga terjangkau.