Mohon tunggu...
SEPTIA HIDAYATIN
SEPTIA HIDAYATIN Mohon Tunggu... Lainnya - septia hidayatin

whatever you are, be a good one

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bertoleransi dengan Agama Buddha

3 Juni 2022   21:10 Diperbarui: 3 Juni 2022   21:21 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halloo teman-teman!! Apa kabar? Semoga baik-baik yaa

Setelah minggu kemarin saya menyelesaikan tugas dengan datang dan wawancara ke gereja dekat rumah saya yaitu GKJW Jemaat Sindurejo yang berada di Bedali, kemudian minggu selanjutnya saya ditugaskan lagi untuk mewawancarai tentang beda agama. Dan saya pun memilih untuk mengenali lebih dalam tentang agama Buddha. Kali ini saya datang ke tempat ibadahnya agama Buddha yang berada di Kota Batu, yaitu Vihara Padepokan Dhammadipa Arama.

Menggali mengenai bagaimana asal mulanya agama Buddha di Indonesia, saya mempertanyakan tersebut kepada bapak penjaga Vihara tersebut. Beliau menjelaskan bahwa agama Buddha adalah agama yang paling tua di Indonesia dan agama Buddha berkembang di Indonesia sejak zaman kerajaan majapahit. Awalnya agama Buddha ada 2 siwa Buddha yang merupakan satu kesatuan atau Bhineka Tunggal Ika dan itupun masih tetap dipakai hingga sekarang. Jadi, tidak ada perbedaan yang membuat satu sama lainnya bertentangan. Pada dasarnya kita semua itu hidup tetap berdampingan makanya tidak baik jika ada pertentangan antara satu sama lain. Itulah pentingnya kita harus belajar agama yang selalu mengajarkan kita semua hidup baik meski di agama manapun pasti semua diharuskan berbuat baik. Praktik dari ilmu agama itulah yang paling penting. 

Tepat di depan gerbang, ada sebuah tulisan yang menamakan tempat meditasi. Apa maksud dari meditasi tersebut? Beliau menjelaskan bahwa meditasi adalah sebuah latihan membersihan kotoran batin. Kalau batin kita bersih brati kita bersaudara atau baik. Meditasi ini merupakan latihan mengendalikan diri. Adapun cara melakukan meditasi adalah duduk seharian, kalau capek duduk bisa dengan berjalan. Saat meditasi dilakukan dilarang berbicara, bahkan saat makan pun tidak boleh berbicara, merenungkan apa yang sudah di makan dengan mengunyah pelan-pelan. Sama halnya dengan di islam meditasi ini sama dengan kaya kita melakukan bertaubat. Di Buddha, kalau ingin bertaubat dianjurkan dengan melakukan meditasi. Latihan meditasi bisa dilakukan menurut pribadi masing-masing. Tapi kalau orang mengerti itu pasti dilakukan sepanjang masa. Makin lama latihan meditasi makin mengerti dan memahami. Jadi, meditasi untuk orang Buddha itu tidak hanya diajarkan untuk orang Buddha bisa dilakukan oleh siapapun. Latihan meditasi dilakukan mulai dari jam 3 pagi sampai jam 9 malam.

Di dalam Vihara banyak sekali terlihar remaja-remaja. Dan ternyata mereka itu sama saja kayak mondok. Jadi, di Vihara itu bisa jadi pondok pesantren bagi umat Buddha. Mereka semuanya harus digundul baik laki-laki maupun perempuan supaya menghemat tidak perlu minyak rambut kata beliau. Sedikit lucu tapi memang begitu. Bahkan alispun dicukur. Mereka diajarin bahwa sebenernya tubuh manusia adalah kotor.

Para remaja yang berada di Vihara wajib mengenakan pakaian yang sesuai adat Buddha. Mereka hanya mendapatkan 2 kain pakaian. Yang 1 dicuci yang 1 lagi dipakai. Bahkan saat keluar kemanapun dari Vihara mereka harus tetap mengenakan pakaian tersebut. Pakaiannya pun dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Kalau perempuan mengenakan warna putih kalau laki-laki mengenakan warna kuning. Mereka bertempat dia Vihara selama mereka berkuliah. Kalau sudah lulus, mereka boleh lepas dan urusan pribadi masing-masing murid. Karena saat mereka lulus mereka sudah dibekali oleh pengetahuan yang dibutuhkan oleh umat lainnya yang bisa menjadi penceramah atau bisa juga menjadi kementrian agama, bisa Pembina, bisa juga guru. Mereka yang lulus akan selalu diterima dimanapun ada Vihara bahkan sekalipun di pedesaan.

Mereka yang tinggal di Vihara hanya makan 2x sehari. Pada jam 6 pagi dan siang jam 11. Mereka dilarang makan setelah jam 12, tapi kalau minum masih diperbolehkan kecuali minum susu itu dilarang. Selama di Vihara mereka juga dilarang berpacaran. Kalau ketahuan melanggar aturan-aturannya mereka bakal dikeluarkan dan hanya bisa melanjutkan sekolah di regular dengan biaya sendiri. Kalau di Vihara mereka tidak dipungut biaya apapun atau sama dengan gratis selama 4 tahun. Mereka disana juga tidak ada yang namanya dikasih uang. Mereka mendapatkan uang dari bantuan para umatnya. Maka dari itu, konsekuensi apabila mereka melanggar peraturan adalah dikeluarkan.

Di agama Buddha mengenai ibadahnya, mereka setiap hari beribadah dari jam 4 sampai 6 pagi. Kalau sore biasanya jam 4 sore sampai jam 8 atau bisa juga jam 7 sampai jam 9 malam. Ibadah yang mereka lakukan itu namanya membaca Parita atau dalam islam itu seperti membaca Al Quran, kemudian ada melakukan meditasi, setelah meditasi ada ceramah atau khotbah yang biasanya kurang lebih 1 jam. Tergantung dengan jadwal mereka kuliah. Apabila ada seseorang yang ingin masuk ke agama Buddha mereka harus ada permintaan dan keyakinan dari diri mereka masing-masing. Akan tetapi, ada syarat jika ingin masuk ke agama Buddha itu paling tidak menjalankan Pancasila, tidak melakukan pembunuhan, tidak mencuri, tidak meminum minuman yang memabukkan, dan tidak mempercantik diri. Ada ritual atau adat tertentu apabila ada seseorang yang ingin masuk ke agama Buddha.

Di Buddha, ada larangan-larangan untuk para umatnya, sepeerti mencuri, membunuh, minum minuman yang memabukkan, dan dilarang juga memakan makanan hasil curian. Itu sangat tidak diperbolehkan bagi umat Buddha.  

Mengenai apakah murid disini boleh pulang atau tidak, boleh tapi kebanyakan dari mereka tidak ada yang pulang ke rumah. Karena mereka tinggal di Vihara pun juga ditugaskan ke luar kota, seperti Pontianak, Manado, Kupang, Malang, dan sebagainya. Tapi jika mereka pulang itu boleh, mereka pulang dibiayai oleh tempat yang mereka tugaskan seperti kota-kota tadi.

Sekian yaa penjelasan mengenai wawancaranya, seputar tentang kegiatan-kegiatan umat Buddha yang ada di Vihara. Lain kali mengulik-ulik lagi lebih banyak jika ada waktu. Semoga bermanfaat..

Terima Kasih semuanyaa!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun