Setelah kemarin saya menulis tentang ibu, kali ini saya akan menulis seeorang yang menjadi pendamping hidup ibuku, ya dia ayahku. Sosok pemimpin di keluarga kami. Lelaki yang penuh tanggung jawab tanpa mengeluh di keluarga kami.Â
Ya, dia juga sosok lelaki yang menjadi cinta pertamaku dan kakakku. Tanpa mengeluh dia selalu bisa menjadi pemimpin yang kami inginkan, yang selalu memahami apa keinginan kami. Menyayangi keluarga dengan caranya sendiri, yang selalu membuatku kagum.
Ayahku adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Kedua saudara ayah laki-laki semua. Sudah pasti ayah memilkul beban yang paling berat. Menjadi anak pertama yang diharapkan oleh keluarganya.Â
Sudah sedari dulu ayah merasakan susahnya kehidupan karena ayah terlahir dari keluarnya yang terbilang kurang mampu. Saat itu, ayah bersekolah hanya tamat sampai SD. Ayah memilih melanjutkan dengan bekerja untuk membantu mencukupi kehidupannya karena sebagai anak pertama yang memiliki tanggung jawab yang besar bagi keluarga juga.
Waktu itu ibu pernah bercerita perihal ibu bertemu sama ayah itu saat ibu nonton pertunjukan layar tancap. Rumah ayah sama ibu itu hanya beda desa masih sama kecamatan. Jadi waktu ibu lihat acara itu, ibu digodain sama cowok-cowok terus ibu sembunyi di belakang ayah yang notabenenya mereka belum saling kenal.Â
Akhirnya ibu dilindungin sama ayah. Mulai dari situ ibu sama ayah saling kenal. Saling keluar bareng buat nonton acara-acara layar tancap gitu. Maklum, waktu dulu belum ada yang namanya bioskop. Lambat laun ayah sama ibu saling suka, ayah sering main ke rumah ibu.Â
Awalnya, orangtua dari ayah itu tidak memberikan restu untuk ibu sama ayah karena ayah itu sebenernya udah dijodohin sama nenekku hehe, tapi ayah sukanya sama ibu.Â
Ayah tetep kekeh untuk terus sama ibu. Akhirnya nenek ngererstuin ibu sama ayah menikah. Hingga sekarang memiliki dua buah hati, aku dan kakakku. Bagiku perjuangan ayah sangat sangat tak kenal lelah. Ayah selalu berusaha memberikan apapun yang terbaik buat keluarga.
2 tahun menikah, ayah dan ibu bekerja membuka toko. Jatuh bangun semuanya selalu dilewatin bersama oleh mereka. Salut sama ayah yang selalu menjaga keluarganya dari segala apapun permasalahan. Ayah selalu memiliki caranya tersendiri untuk menyelesaikan masalah dan itu selalu membuahkan hasil untuk keluarga kami.Â
Waktu itu, selain bekerja di toko bersama ibu, ayah juga bekerja apapun yang bisa dikerjakan. Masih ingat waktu itu ketika aku masih kecil, ayah selalu berpamitan ketika akan berangkat bekerja. (pengen nangis rasanya kalau diingat-ingat masa itu).
Dari kecil aku sudah dekat dengan ayah. Entah kenapa bersama ayah terasa dilindungi dan merasa selalu aman. Sejak kecil, kemana-kemana aku lebih lengket dengan ayah selalu nangis jika ditinggal ayah pergi. Kemanapun ayah pergi, aku selalu ingin ikut ayah. Hingga saat ini pun masih tetap seperti itu, hehe. Anak ayah yaa..