Mohon tunggu...
Septi Wulandari
Septi Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - PEMBELAJAR

"Dimanapun Kapanpun dan dengan Siapapun adalah Belajar"

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Australia, Brasil dan Persoalan Impor

25 Februari 2015   05:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:33 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14248000931505933702

[caption id="attachment_399222" align="aligncenter" width="624" caption="Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memimpin rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (16/2/2015)/Kompasiana(kompas.com)"][/caption]

Berawal dari dilakukannya eksekusi mati terhadap WNI dan WNA terpidana mati atas kasus narkotika, banyak protes yang bermunculan baik dari luar maupun dari dalam. Untuk yang dari luar seperti Australia dan Brasil. Dimana dari terpidana mati tersebut ada 2 warga negara Australia (akan dieksekusi) dan ada warga negara Brasil baik yang akan dieksekusi maupun yang telah dieksekusi pada bulan Januari lalu.

Kedua negara tersebut menentang adanya eksekusi mati. Dan dalam menunjukkan sikapnya terhadap Indonesia, kedua negara tersebut melakukannya dengan cara yang berbeda. Untuk Australia, pemerintah disana memohon-mohon terhadap pemerintah Indonesia untuk mengampuni warga negaranya dari eksekusi mati dengan melakukan berbagai cara, baik melalui permohonan grasi, ancaman boikot Bali, hingga meminta balas budi terhadap Indonesia(namun ini telah diklarifikasi bahwa tidak bermaksud seperti itu. *tapi tetap aja sama saja).

Untuk Brasil, menunjukkan sikapnya berbeda jauh dari Australia. ya bagai ujung magnet, ada kutub utara ada kutub selatan. Kalau Australia memohon-mohon, Brasil justru menghina Indonesia. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Wakil Presiden Yusuf Kalla;

"Lain. Karena kalau Brasil itu menghina kita, kalau Australia itu minta-minta kepada kita, beda-beda itu kan," kata Kalla di Jakarta, Selasa (24/2/2015).~ dikutip dari http://nasional.kompas.com

Brasil telah secara terang-terangan menghina Indonesia. Hal ini terlihat dari penolakan surat kepercayaan terhadap Toto Riyanto selaku duta besar Indonesia untuk Brasil oleh Dilma Rousseff (Presiden Brasil).

Melihat sikap dari kedua negara tersebut, pemerintah Indonesia tetap akan melakukan eksekusi mati terhadap para narapidana. Hal ini menyangkut hukum positif yang berlaku di Indonesia, mau tidak mau mereka harus mematuhi apa aturan yang berlaku di Indonesia. Selain itu juga mengenai persoalan Indonesia yang telah darurat terhadap narkotika, karena persoalan narkotika ini bukanlah persoalan sepele dan dampaknyapun sangat mengerikan untuk bangsa dan negara ini.

Terlepas dari persoalan tersebut, hubungan kedua negara tersebut secara ekonomi baik mengenai impor maupun ekspor harus tetap dijaga dengan baik. Karena hubungan kedua negara tersebut dengan Indonesia memiliki hubungan yang saling membutuhkan. Kita butuh mereka, mereka juga butuh kita. Yah... manusia kan makhluk sosial jadi ya gak bisa hidup sendiri, pasti butuh orang lain untuk melengkapinya.hhe

Melihat persoalan impor ini, Wakil Presiden Yusuf Kalla (dalam http://nasional.kompas.com) menyatakan bahwa belum mempertimbangkan untuk mengurangi impor (sapi) dari Australia, hal ini karena kita butuh pasokan daging sapi untuk memenuhi kebutuhan daging di negeri ini.

Dan untuk Brasil (tentunya lebih tegas ya..., orang udah menghina kita), Wakil Presiden Yusuf Kalla menyatakan bahwa kita bisa mengurangi impor. Dan saat ini, pemerintah tengah mempertimbangkan untuk membatalkan kerja sama pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari Brasil. Pemerintah juga masih mengecek kontrak kerja sama yang disepakati dengan Brasil sebelumnya.

Menurut pandangan saya, mengenai hubungan Indonesia dengan dunia internasional terutama kedua negara tersebut juga harus tetap dijaga dengan baik. Hal ini bukannya kita bermaksud lembek, kita tetap tegas dengan apa yang telah menjadi aturan kita tapi kita juga tidak terus membawa-bawa atau mengaitkan berbagai hal dengan persoalan tersebut.

Mengenai import sapi, seharusnya Indonesia mencari cara lain untuk bisa tidak bergantung dengan Australia. Menurut saya, sapi lokal Indonesia itu juga banyak dan mampu memenuhi kebutuhan daging di negeri ini. Dan pemerintah juga harus mengembangkan peternak-peternak sapi karena ini bisa menjadi investasi jangka panjang untuk Indonesia dan tidak terlalu bergantung pada negara lain. Intinya, Indonesia jangan terlalu banyak bergantung dengan negara lain (ex. Import), kita harus mandiri dan mengoptimalkan segala sumberdaya yang kita miliki.

Sumber berita;

http://nasional.kompas.com/read/2015/02/24/13502741/Wapres.Brasil.Menghina.Kita.kalau.Australia.Minta-minta.?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun