Mohon tunggu...
Septi LusianaHutabarat
Septi LusianaHutabarat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorangmahasiwa yang hobi menulis dan berbagi cerita tentang keseruan dan pengalaman kuliah saya serta kegiatan dalam kehidupan sehari-hari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Budaya Adat Kampung Cirendeu

5 Maret 2024   18:57 Diperbarui: 5 Maret 2024   19:00 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama di kampung  adat Cirendeu/Dokpri

Minggu 3 maret 2024,Team Reak dog-dog melakukan kegiatan kebhinekaan di sebuah kampung adat  yaitu "KAMPUNG CIRENDEU",kegiatan tersebut dilakukan mulai jam 07.00-13.00 wib,dimana saat itu kami menggunakan dress code Batik.Setelah semua berkumpul kami sama-sama berangkat menggunakan angkot.

Kampung adat curendeu adalah sebuah kampung adat yang berada di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan.Kejnikan kampung ini adalah singkong sebagai makanan pokok mereka sebagi pengganti nasi. 

Kampung Adat Cireundeu sendiri Sebagian besar penduduknya memeluk dan memegang teguh kepercayaan  Sunda Wiwitan hingga saat ini. Selalu konsisten dalam menjalankan ajaran kepercayaan serta terus melestarikan budaya dan adat istiadat yang telah turun-temurun dari nenek moyang mereka.          

Masyarakat adat Cireundeu sangat memegang teguh kepercayaannya, kebudayaan serta adat istiadat mereka. Mereka memiliki prinsip "Ngindung Ka Waktu, Mibapa Ka Jaman" arti kata dari "Ngindung Ka Waktu" ialah kita sebagai warga kampung adat memiliki cara, ciri dan keyakinan masing-masing.  

Kampung adat cirendeu ini telah mengolah singkong menjadi nasi sejak  tahun 1918,yang dimana tradisi ini berawal dari penemuam ibu asnama cara Pengolahan singkong tersebut menjadi nasi Dan menjadi makanan lainnya,Kemudian terus dilestarikan dan dilakukan hingga sekarang.

Cara Pengolahan singkong tersebut yaitu dengan Mengupas, cuci, parut, peras, ditumbuk, keringkan dan diayat,kemudian di kukus untuk menjadi nasi.Air buangan singkong pada saat pencucian bisa dimanfaatkan juga yang dimana lapisan pertama dibuang, lapisan keduadijadikan  kerupuk dan lapisan ketiga jadi aci.

Selain buah singkong kulit singkong juga dapat mereka olah,Kulit singkok dibuat adedemes yang dicampur tempe sebagai lauk dan dikembangkan menjadi dendeng kulit singkok, Harga dari adedemes tersebu bisa mencapai Rp.150.000/kg .Kemudian Sisa parutan singkong tersebut bisa diolah kembali menjadi tape. singkong ini biasanya disediakan di acara hajatanKetika mau nanam singkong ada upacara begitupun kalau udah dipanen melibatkan toko adat.

Bagi penganut kebudayaan tersebut wajib bertani singkong walalupun masyarakat disana telah kerja di luar daerah Seperti pekerja kantoran Dan lainnya,yang dimana  mereka harus menempatkan waktunya utk bekerja di kadang mereka yang bertujuan untuk melestarikan budaya tersebut,Selain Hal tersebut kampung cirendeu juga mempunyai alat musik sebagai penanda kebudayaan mereka, nama alat musik tersebut adalah Angklung buncis.

Pada saat itu kami diajari oleh Mang Rey untuk memainkan angklung buncis tersebut,yang dimana kami diajarkan bermajn angklung dengan nada pentatonis dengan not damilanatila.cara memegang angklung tersebut tangan Kiri memegang tiang tengah Dan tangan kanan memegang alas bawah sebelah kanan.

Kreator : Septi Lusiana Hutabarat

Editor : Salsa Solli Nafsika M.Pd

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun