Mohon tunggu...
Septarini Widyastuti
Septarini Widyastuti Mohon Tunggu... -

Septarini Widyastuti belajar menulis dan merangkai cerita.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Septarini Senyum Lagi

13 Agustus 2014   00:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:42 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1407837990824957917

[caption id="attachment_352509" align="aligncenter" width="300" caption="Septarini Senyum Lagi seperti gadis beruntung ini"][/caption]

Tidak terlalu penting apakah Jokowi atau Prabowo yang menguasai panggun Mahkamah Konstitusi hari ini. Yag penting bagi Septa adalah hari ini Septa tersenyum lagi. Betul, Septa ulangi, bahwa Septarini Widyastuti hari ini tersenyum lagi. ARtinya bahagia. Gembira luar biasa. Mengapa karena ada dua, oh, tiga hal peristiwa yang mungkin saja biasa bagi anda tapi tidak bagi Septa. Apa itu?

Pertama, Septarini mendapat kiriman pulsa entah dari siapa, nyasar, sebesar Rp 50.000 baru saja. Ini kejadian kedua, yang pertama sekitar tiga bulan yang lalu. Dulu hanya sepulu ribu. Lumayan, bisa nambah umur tenggang waktu. Kalau saja tiap bulan ada kiriman pulsa nyasar, ga usah banyak-banyak, cukup seratus ribu saja, kan lumayan, ga usah ke konter, ga mengurangi uang jajan. Nasib selebriti memang seperti itu, mujur terus.

Septarini tambah semangat, gara-gara tadi ketemu cowok yang baik hati. Dia ga ganteng-ganteng amat sih, ga seganteng srigala maksudnya. Ya dikitlah dibawah Brad Pitt. Tapi dia mau ngasih tempat duduk di bus kota. Siang yang panas. Tadinya Septa ga mau naik bus, tapi kok jemputan mama lama banget. Udah hampir satu jam. Mana teman-teman sudah kabur semua, tinggal adik kelas yang centil-centil. Eh, kuSMS lagi, ternyata mama malah ga bisa jemput. Bukan, mobilnya bukan kena derek, tapi mama lagi sibuk. Ga tau sibuk apa. Jadilah gadis manis yang tinggi dan putih ini mesti naik angkutan umum. Sudah berapa bulan ya padahal libur naek angkot. Tapi kali ini bus kota. Yang pertama Septa ogah naek, penuh banget, banyak yang berdiri. Yang kedua kupikir sebentar, eh ternyata hampir dua puluh menit. Sama kayak yang pertama, penuh tapi agak lowong. Daripada nunggu ntar kepanasan ya terpaksa Septa naek juga. Sambil berdoa semoga satu menit lagi pada turun semua. Eh bener, doa orang baik emang makbul. Tapi bukan turun semua, malah ga ada yang turun. Hanya seorang lelaki yang rela berdiri dan dengan sopan, tanpa ngomong, cuma tangannya mempersilakan Septa agar duduk. Septa cepat-cepat duduk, ga tau senyum atau ga, yang jelas ga ngucapin terima kasih. Soalnya ada beberapa penumpang, termasuk ibu-ibu berpakaian karyawan yang memandang peristiwa langka ini. Lirikan matanya penuh iri dan benci. Maka Septa harus cepat biar ga kalah dapat. Lalu duduk manis dan pura-pura tertidur. Si lelaki entah dimana dan kemana gesernya Septa ga pikirin.

Peristiwa ketiga yang membuat Septa tambah semangat adalah ternyata Pak Kondektur lupa menarik ongkos pada gadis yang mirip Sandra Dewi ini. Mungkin beliau terpukau sama kecantikanku dan sudah terpana melihat wajahku yang bersinar sehingga menghipnotis dirinya dan mengacaukan memorinya. Atau mungkin juga dia pikir aku gadis kere yang ga punya ongkos lebih jadi kasihan kalau minta. Apalah itu yang jelas Septa hemat lima ribu rupiah. Buat bakso sih masih kurang, tapi lumayan buat beli mendoan.

Itulah tiga peristiwa yang membuat Septa bersemangat. Mungkin tidak lucu, tapi bagi Septa sangat berarti. Soalnya jarang terjadi. Tidak setiap hari atau setiap minggu maksudnya. Hidup memang penuh kejutan, kita harus pandai bersiasat dan mensyukuri. Kalau ga begitu ya gimana lagi, soalnya waktu ga bisa ditunda. Ngomong apa sih.

Septa semangat lagi, itulah tulisan pertama di blog ini. Saya Septarini Widyastuti, selamat datang di blog Kompasiana milik Septa. Terima kasih dan sampai jumpa.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun