Ekonomi Pesantren adalah bagian dari strategi pengembangan ekonomi syariah dalam rangka mewujudkan pertumbuhan yang inklusif di Indonesia. Maka dari itu, sebagai obyek pembangunan kemandirian ekonomi, pesantren memiliki peran yang krusial dalam membangun basis ekonomi nasional yang kuat. Namun demikian, masih belum banyak pesantren yang melakukan pemberdayaan dan kemandiria ekonomi. Oleh karena itu, melalui Kementerian Perindustrian, pemerintah mencanangkan Program Santripreneur. Santripreneur dapat didefinisikan sebagai santri atau alumninya yang memiliki usaha  sendiri,  dan berani  membuka  kegiatan  produktif  mandiri. Santripreneur dapat juga dimaknai sebagai santri/alumni yang berani mengambil risiko untuk menjalankan usaha sendiri  dengan  memanfaatkan  peluang-peluang  untuk  menciptakan  usaha  baru  atau dengan pendekatan yang inovatif dan memanfaatkan teknologi informasi, sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri  dalam  menghadapi  tantangan-tantangan  persaingan di era globalisasi dan informasi yang sangat kompetitif.
Dalam rangka mendukung program Santripreneur, Tim Pelaksana Pengabdian KeRisDiMas Center for Tapal Kuda Studies (CTKS) Universitas Jember melaksanakan rangkaian kegiatan pengabdian kedua di Pondok Pesantren Miftahul Ulum (PPMU) berupa sosialisasi pemanfaatan system informasi dalam menunjang pelayanan dan pemasaran serta  pengayaan model potong rambut yang kekinian. Kegiatan ini mengintegrasikan penggunaan teknologi informasi, sebagai salah satu perwujudan pendekatan inovatif dalam berwirausaha.
Pelatihan dibagi menjadi 3 sesi, pertama adalah pelatihan kewirausahaan. Santri dibekali dengan pengetahuan umum mengenai kewirausahaan, bagaimana memulai wirausaha, tips memeroleh modal, dan persiapannya. Kemudian santri diperkenalkan dengan berbagai bentuk pemasaran kekinian dengan mengintegrasikan digitalisasi/teknologi informasi nuntuk memasarkan jasa potong rambutnya dengan berbagai platform media social dan aplikasi digital marketing yang bisa diakses secara gratis untuk memangkas biaya pemasaran. Santri juga dibekali cara mengelola keuangan, karena secara harfiah jasa potong rambut dilakukan santri untuk mendukung kemandirian pesantren, sedangkan para  alumni  untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
 Gambar 1. Pemberian Materi Kewirausahaan
Sesi kedua adalah Sosialisasi dan Simulasi system informasi reservasi online. Di sesi ini, pemaparannya menggunakan 2 metode, yang pertama adalah menjelaskan mengenai fitur-fitur system reservasi online, kedua adalah santri dan alumni melakukan praktik menggunakan sistem reservasi online sebagai konsumen dan kapster secara bergantian. Antusiasme santri terlihat luar biasa dalam mengikuti rangkaian pelatihan kewirausahaan dan sosialiasasi sistem reservasi online. Hal tersebut, ditunjukkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan santri dan keaktifan dalam partisipasi praktik menggunakan system reservasi online. Selain itu, system ini juga dilengkapi dengan modul manual operasional system untuk membantu pengguna dalam mengoperasionalkan system.
 Gambar 2. Sosialisasi dan Simulasi Sistem Reservasi Online
Gambar 3. Sistem Reservasi Online
Sesi ketiga adalah simulasi pengayaan model potong rambut yang dibimbing oleh instruktur potong rambut yang berpengalaman. Dalam sesi ini, dimulai dengan menjelaskan piranti yang diperlukan dalam menjalankan usaha potong rambut, diikuti dengan pemaparan tentang jenis-jenis model rambut kekinian dan tekniknya. Sesi ini diakhiri dengan simulasi potong rambut, dimana santri dan alumni bergantian peran menjadi kapster dan customer, dan melakukan praktik potong rambut sesuai dengan model dan Teknik yang sudah diajarkan.