Mohon tunggu...
Seprianda Afriko
Seprianda Afriko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Fakultas Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Sejarah Minangkabau!

7 Maret 2021   20:43 Diperbarui: 7 Maret 2021   23:01 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebudayaan merupakan suatu warisan sejarah yang telah ada sejak dulu berbagai macam jenis peninggalan serta seni kultural, telah ada beberapa abad bahkan jutaan tahun lalu. dari generasi ke generasi salah satunya ialah kebudayaan  Minangkabau sejarah yang begitu beragam begitu menarik jika kita dilihat dari berbagai sisi. 

Berikut 3 Hal yang perlu anda ketahui, tentang sejarah Minangkabau! 

1. Tradisi pertunjukan bagurau saluang dan dendang telah ada sejak awal tahun 1960-an.

tradisi bagurau saluang dan dendang adalah sebuah pertunjukan musikal dengan menggunakan alat tiup bambu (flute) sebagai instrumen pengiring, dan nyanyian (dendang) sebagai media menyampaikan lirik-lirik pantun. Pada awalnya perempuan tidak diperbolehkan berdendang dan dilarang oleh para alim ulama pada masa itu mengingat bahwa tradisi basaluang dan badendang memang muncul dari lingkungan anak laki-laki yang dalam masyarakat Minangkabau tradisional tidak tidur di rumah orang tuanya. Mereka biasanya tidur di surau atau pondok tandangan (rumah bujangan). Barulah pada saat muncul situasi Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dimana saat itu situasi ekonomi yang sulit, pemberontakan dimana-mana, dorongan kehidupan sosial dan budaya membuat para kaum perempuan saat itu banyak terjun ke dunia seni pertunjukan.

2. Raja Aditiawarman memiliki darah Majapahit sekaligus Minangkabau

Pada 1275 Kerajaan Singosari di bawah RaJa Kertanegara melakukan ekspedisi Pamalayu (gerakan politik dan militer) ke Dharmasraya. Enam tahun kemudian, Kertanegara mengirim Mahamentri Wiswarupakumara membawa arca Amoghapasa sebagai lambang persahabatan. Dua putri Melayu, Dara Petak dan Dara Jingga, dibawa pasukan Kertanegara ke Singosari. Akan tetapi, raja telah berganti, Kertanegara telah terbunuh dalam sebuah tragedi dan digantikan Raden Wijaya dengan nama kerajaan Majapahit. Dara Petak dijadikan permaisuri oleh Raden Wijaya dengan gelar Indraswari. Dara Jingga dikawini kerabat istana, kembali ke Dharmasraya dalam keadaan hamil, dan melahirkan Adityawarman.

3. Asal mula nama "Minangkabau"

Menurut Tambo, asal-usul kata Minangkabau adalah dari “Manang Kabau” kedua kata ini berasal dari cerita tentang menangnya kerbau penduduk lokal. Pada Zaman dahulu datanglah
rombongan besar dari jauh yang hendak menguasai dan menduduki wilayah tertentu. Mereka datang lengkap dengan peralatan perang yang handal. Bahkan dilengkapi dengan seekor kerbau raksaksa. Sebelum berperang rombongan besar tersebut menawarkan pilihan antara “perang terbuka atau perang diplomasi” yang diwakili dengan adu kerbau, seandainya kerbau raksaksa pendatang tersebut menang, maka wilayah dan rakyat setempat takluk dan selanjutnya berada dibawah kuasa pendatang. Tetapi seandainya kerbau pendatang kalah, maka semua kekayaan pendatang menjadi sitaan penduduk lokal. Penduduk lokal mencari akal bagaimana menghadapi kerbau yang begitu besar yang tidak ada tandingannya yang setara
 Lalu dicarilah seekor kerbau kecil yang sedang menyusu, diberi tanduk besi di kepalanya, tetapi tidak kelihatan, setelah kerbau kecil itu tidak menyusu beberapa waktu pada induknya, lalu dilepaslah bertanding dengan kerbau besar dari seberang Kerbau kecil yang kehausan mengira bahwa kerbau besar adalah Induknya dengan serta-merta kerbau tersebut berlari dan menyerunduk ke bagian perut kerbau besar. Yang terjadi kemudian adalah sang kerbau besar lari terbirit-birit, dengan isi perutnya terbusai keluar. Dari kemenangan kerbau masyarakat lokal tersebut lahir sebutan Minang Kabau (Menang Kerbau) yang kemudian berubah sebutan menjadi Minangkabau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun