Mohon tunggu...
Cepik Jandung
Cepik Jandung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar Kajian Budaya

Lulusan Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Putusan Etis-Momen-Berjumpa dengan Yang Ilahi: Suatu Analisis Filsafat Ketuhanan

13 November 2024   14:05 Diperbarui: 21 November 2024   06:19 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Suara hati pun memiliki ciri khas seperti tidak bisa ditawar-tawar oleh pertimbangan untung-rugi, senang-tidak senang, dipuji dan dicela oleh lingkungannya. Dalam hal ini tidak berarti bahwa tidak ada kemungkinan untuk melakukan yang tidak benar. Bisa saja suara hati seseorang dikalahkan. Akan tetapi suara hati akan tetap memberikan instruksi tuntutannya. Dalam kasus Marselus misalnya, apabila Marselus memilih untuk korupsi, ia akan mendapat teguran dari hatinya bahwa seharusnya ia tidak melakukan korupsi dan mengalah dengan pertimbangan untung rugi, apalagi menjadi manusia yang rendah dan hina. Suara hati yang tidak dapat ditawar-tawar oleh pertimbangan untung rugi inilah yang disebut mutlak. Seseorang dengan suara hatinya sadar bahwa ia mutlak wajib untuk selalu memilih yang baik, benar, jujur, adil, sesuai dengan janji, dan menolak yang kebalikannya (Magnis; 2006, 178). Dengan suara hatinya, seseorang sadar bahwa ia mutlak wajib memilih nilai moral dan sadar bahwa itu tanggung jawabnya, serta tidak dapat diwakilkan ke pihak lain. Dalam hal ini, disadari pula adanya Realitas Personal Mutlak yang menuntut agar seseorang bersikap sesuai moral, memilih yang benar dan menolak yang tidak benar. Realitas Personal Mutlak ini disebut sebagai Allah dalam hidup sehari-hari.

Penutup

       Kesadaran moral dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan seseorang memberikan dampak yang sangat signifikan. Kesadaran moral sebagai panduan batin, memungkinkan identifikasi isu-isu moral, mempertimbangkan nilai-nilai pribadi, serta memadukan rasionalitas dengan pertimbangan emosional individu. Kesadaran moral membantu untuk membuat keputusan yang tidak hanya menguntungkan secara materiil tetapi juga mendukung kebaikan personal dan bersama dalam hidup bermasyarakat. Kesadaran moral ini mendapat dasarnya pada kondisi asali seorang manusia yang dinamakan suara hati. 

       Suara hati sebagai respon dalam kondisi konkrit pengambilan keputusan etis memuat poin mutlak dan mendapat pengesahannya pada hati nurani yang memang selalu terarah pada yang mutlak. Suara hati menjadi mutlak karena hadir dari yang mutlak yang menuntut seorang pribadi untuk memilih yang benar dibandingkan yang tidak benar dalam situasi apa pun ketika mengambil keputusan etis. Entitas, subjek, pribadi, atau siapa dan apa pun dinamakan secara pribadi, yang kehadiran dan perintahnya mutlak dalam mengambil sebuah keputusan etis dalam konteks agama memiliki nama Allah. Demikianlah, momen kesadaran moral dalam mengambil keputusan etis menjadi momen perjumpaan dengan Yang Ilahi.

Daftar Pustaka

Naibaho, Megawati, dkk. 2023. Keadaan Suara Hati dalam Mengambil Suatu Keputusan, dalam  Jurnal Magistra 1 (1) Maret.

Suhartono, Suparlan. 2013. Kesadaran Moral Kehidupan Bermasyarakat: Suatu Pemikiran Kefilsafatan. Administrasi Pendidikan.

Suseno, Franz Magnis. 2006. Menalar Tuhan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun