Dalam ajaran Kongzi, ritual muncul secara hakiki dalam tindakan bakti dan hormat pada orang tua. Bakti merupakan buah pendidikan di dalam keluarga, dalam relasi antar anggota keluarga sesuai dengan kedudukan masing-masing dalam struktur keluarga, anak dididik untuk melakukan bakti. Bakti dan hormat muncul dalam rumah dan berkembang di luar rumah sebagai hormat. Kalau bakti terbentuk, masyarakat akan baik dan sebaliknya kalau bakti tidak terbentuk, masyarakat akan kacau. Ciri manusia Ren menurut Kongzi memiliki karakter hormat, besar hati, bisa dipercaya, cekatan, dan murah hati. Ajaran Kongzi memiliki arah juga pada perbaikan di bidang Politik dan sosial (bdk. Fung Yu Lan; 1983 47).
Kongzi berpandangan bahwa hidup manusia akan bermakna apabila manusia dapat membawa diri di tengah-tengah kehidupan masyarakat, bukan hidup untuk menyendiri dan mengasingkan diri dari realitas, dan juga bukan untuk mementingkan diri sendiri. Manusia tidak boleh lari dari problematika kehidupan yang kadang-kadang terasa berat, akan tetapi manusia diwajibkan untuk selalu berusaha agar dapat mengatasi segala permasalahan yang dihadapinya. Tujuan hidup yang ingin dicapai dalam ajaran Kongzi adalah untuk menjadi murah hati, hormat dan bakti. Jelas bahwa ajaran Kongzi memiliki tiga dasar yang saling berkaitan. Meski demikian, ajaran kasih dan keharusan tidak memiliki bukti eksplisitnya dalam ajaran Kongzi. Keterhubungan dua dasar ini mendapat jawabannya dalam kesinambungan dan keniscayaan yang memang meski demikian untuk bisa memahami keutuhan pemikiran Kongzi. Konsep Ren dan Li sekiranya masih relevan dan dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan di era kontemporer ini. Nilai-nilai kemanusiaan, kebaikan, dan kesopanan yang terkandung dalam ajaran Kongzi dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan sesama dan menciptakan dunia yang lebih harmonis.
Penutup
Ajaran Kongzi merupakan warisan intelektual dan moralitas yang mendalam dan berpengaruh dalam sejarah Tiongkok bahkan Asia Timur secara keseluruhan. Dengan fokus pada nilai-nilai moral seperti kasih sayang (Ren) dan tata krama (Li), serta penekanan pada pendidikan dan pemerintahan yang baik, ajaran ini lantas terus memberikan inspirasi hingga saat ini, bukan saja hanya di Asia melainkan juga menyebar ke Eropa bahkan ke segala penjuru dunia.
Ajaran Kongzi pun menjadi dasar bagi yang dikenal secara umum sebagai Konfusianisme, sebuah sistem filsafat yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di Tiongkok dan dunia, dalam hal ini mencakup politik, pendidikan, dan etika sosial. Ajaran Ren dan Li dari Kongzi memberikan panduan hidup yang berfokus pada pengembangan karakter individu dan harmonisasi dalam masyarakat. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai Ren dan Li, seseorang dapat hidup dengan lebih bermakna, berkontribusi pada kesejahteraan bersama, dan menciptakan masyarakat yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Cheng Chung-Ying. 1996. The Origins Of Chinese Philosophy, dalam Companion Encyclopedia of Asian Philosophy. Brian Carr dan Indira Mahalingam, editor. New York: Routledge.
Fung Yu Lan. 1983. A History of Chinese Philosophy, Vol. 1: The Period of the Philosophers (from the Beginnings to Circa 100 B. C.). USA: Princeton University Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H