Mohon tunggu...
Sephianti Lolon
Sephianti Lolon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kemarin adalah sejarah, hari ini adalah perjuangan, dan esok adalah misteri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paradigma Kehidupan Mahasiswa dalam Berlembaga

24 Maret 2021   22:16 Diperbarui: 24 Maret 2021   22:22 2047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Paradigma adalah sebuah pandangan yang "mainstream" di kepala orang atau sebuah kelompok. Mahasiswa merupakan orang yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi atau secara khusus mahasiswa merupakan orang yang menjalankan nilai-nilai intelektual. Lembaga atau organisasi adalah wadah tempat sekumpulan orang yang memiliki maksud dan tujuan yang sama.

Menjadi mahasiswa adalah sebuah pilihan. Begitupun dengan paradigma mahasiswa terhadap lembaga atau organisasi. Ada mahasiswa yang menganggap bahwa dengan berorganisasi akan mengembangkan kemampuan diri (Soft skill) dan ada pula mahasiswa yang menganggap bahwa organisasi hanya akan membuang-buang waktu dan bahkan memperlambat masa studi selesai.

Banyak mahasiswa yang hanya terpaku pada akademik saja, bagaimana bersaing dalam dunia kerja nantinya, dan lain sebagainya. Bahkan sosialisasi dengan masyarakat dan orang-orang sekitar pun tidak dihiraukan. Padahal mahasiswa diharapkan dapat menjadi penyambung lidah masyarakat ataupun rakyat kecil dan lain sebagainya. Banyak pula mahasiswa yang lebih mementingkan hasil dibandingkan dengan proses. Padahal dengan berproses akan membentuk jatih diri kita yang sebenarnya dan akan membuat mental kita semakin kuat.

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menjadi agen perubahan bagi bangsa dan negara dan mampu menjawab setiap permasalahan yang terjadi di negara ini dengan wawasan yang luas dan pemikiran yang kritis. Mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam kancah pembangunan bangsa karena merupakan sumber kekuatan moral bagi bangsa.

Mahasiswa dituntut untuk senantisa mengupayakan berdiri dan tegaknya keadilan dan kebenaran di negara ini. Tanggung jawab mahasiswa ini dapat direfleksikan dengan berbagai aktivitas kemahasiswaan. Namun, untuk merefleksikan aktivitas kemahasiswaan tersebut diperlukan sebuah wadah atau lembaga yang dapat menanungi dan menyalurkan aspirasi mahasiswa seperti organisasi-organisasi di perguruan tinggi. Dengan berorganisasi akan melatih mahasiswa agar siap diterjunkan ke masyarakat dan memberikan edukasi bagi masyarakat.

Dalam berorganisasi di perguruan tinggi, mahasiswa dituntut untuk berani mengemukakan pendapat dengan logis, berani mengambil keputusan dengan cepat, dan mampu memberikan solusi terhadap setiap permasalahan yang terjadi. Salah satu fungsi organisasi kemahasiswaan yaitu mengembangkan kemampuan diri (soft skill) mahasiswa, agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang berarti karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di bangsa dan negara. Soft skill ini sangat penting bagi mahasiswa untuk dapat berbaur dan terjun langsung ke dalam lingkungan masyarakat.

Kemampuan diri (Soft skill) dikenal juga dengan kemampuan kewarganegaraan (civic skills) yang memiliki indikator, yaitu berinteraksi dengan individu lain untuk kepentingan bersama, melakukan aksi untuk merubah sistem politik, melakukan perundingan dan membuat keputusan terkait dengan masalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat. Hal tersebut akan memberikan dampak yang baik bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan dirinya untuk kemajuan bangsa dan negara.

Melalui organisasi kemahasiswaan, mahasiswa dapat belajar untuk saling bekerjasama dalam mewujudkan cita-cita bangsa, belajar bersaing dengan tetap menghormati dan menghargai mekanisme organisasi, dan belajar menyelesaikan suatu permasalahan dengan sebuah solusi yang gemilang. Selain itu, sebagai proses untuk mendidik mahasiswa yang kedepannya akan menjadi pemimpin bangsa yang memiliki karakter yang cerdas, unggul, tangkas, kreatif, dan kritis. Dengan kreativitas dan daya kritis tersebut mahasiswa akan mampu mengemban perannya dengan baik.

Karena itu organisasi kemahasiswaan ini diharapkan dapat melahirkan mahasiswa yang nantinya akan menjadi sumber daya manusia yang mampu bersaing di berbagai industri serta menguasi teknologi terapan yang ke depannya akan berguna bukan hanya untuk diri sendiri melainkan untuk bangsa dan negara.

Kuliah bukan hanya sebuah formalitas, namun merupakan prioritas. Akan tetapi, jika hanya belajar teori tanpa praktik di lapangan hanya akan menjadi sia-sia.

Nama   : Sephianti Lolon

GB         : 15

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun