Mohon tunggu...
Odagoma RSJR
Odagoma RSJR Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Sastra Indonesia FIB UI

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dilema: Sedilematis Judulnya

5 Maret 2012   08:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:29 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah cerita kehidupan manusia. Dilema, film yang mulai tayang pada tanggal 22 Februari 2012 ini mencoba untuk memberikan sesuatu yang langka sebagai ‘kado’ untuk dunia film Indonesia yang saat ini didominasi oleh film-film ‘major’ yang memprihatinkan. Tema yang diangkat dan konsep film inilah yang akan menjadi ‘kado’ tersebut. Terlepas dari keberkenanannya, selamat untuk dunia film Indonesia. Dilema, mencoba untuk menjabarkan realita yang banyak terjadi di sekitar kita dewasa ini. Realita yang membuat kehidupan terasa begitu dilematis bagi setiap individu yang berjalan maju di dalamnya. Layaknya sebuah kota metropolitan dengan ceritanya yang rumit, begitulah film ini disajikan dengan sebuah konsep yang tidak biasa. Omnibus, sebuah konsep film yang digarap dengan beberapa film pendek/cerita terpisah yang kemudian saling kait mengait dengan sebuah benang merah. Wulan Guritno mengawali karirnya sebagai produser film dengan berani. Dilema, adalah buah karya 4 sutradara dengan 5 film pendek yang saling menjalin menjadi sebuah kesatuan cerita film panjang yang utuh. Kehidupan remaja masa kini yang penuh dilema, penegakan hukum yang dilematis, kehidupan beragama yang sering kali membawa kepada keadaan yang tak kalah dilematis, kegelapan dunia judi yang membawa para pelakunya menjadi dilema, dan kriminalitas yang telah ‘menguasai’ kehidupan adalah penggalan-penggalan yang ingin diceritakan oleh Adilla Dimitri, Rinaldy Puspoyo, Robby Ertanto, dan Robert Ronny sebagai para nakhodanya. The Big Boss (Reza Rahadian, Roy Martin), Rendezvous (Pevita Pearce, Wulan Guritno), Garis Keras (Baim Wong, Winki Wiryawan), The Gambler (Slamet Rahardjo, Lukman Sardi), dan The Officer (Ario Bayu, Tio Pakusodewo), adalah 5 sub cerita yang akan membangun Dilema dari dalamnya. Muncul dengan mengundang ekspektasi yang tinggi dari para pecinta ruang-ruang pemutaran, Dilema, dengan 5 cerita yang membangunnya, 4 sutradara, deretan aktor papan atas yang bermain di dalamnya, dan tema serta konsep yang berbeda, terasa menjadi sebuah film yang, pada akhirnya, sedilematis judulnya.

1330936355423005970
1330936355423005970
Pada satu saat Dilema tampak begitu baik dan pada saat yang lain, setengah awal film terutama, terasa sangat kurang persiapan.  Transisi cerita, terutama pada hasil editing masih belum bisa menciptakan jalan yang mulus bagi tutur film yang memang terdiri dari cerita yang terpisah ini. Penggarapan beberapa bagian ceritanya pun masih menyisakan bagian-bagian yang tanggung, seperti bagian dangdut gerobak yang seharusnya dapat ditampilkan lebih dilematis lagi. Pada pengambilan gambar, agaknya jarak-jarak medium dalam beberapa bagian justru memberikan kesan yang monoton dan membosankan. Film ini, dengan ceritanya yang sangat kompleks, memerlukan pengembangan dan dinamisasi yang baik. Sayangnya, beberapa bagian dalam film ini belum berhasil melakukannya. Aktor-aktor berkelas yang diplot pada film ini pun masih bisa dibilang gagal berbuat banyak di sini. Satu hal lagi yang menggelitik, kenapa polisi Indonesia di film ini menggunakan bahasa Inggris saat memberikan perintah pada pasukannya?
13309364141163276673
13309364141163276673
Babak awal film ini mungkin berakhir dengan sangat dilematis, seperti krisis jati diri. Namun, tidak pada babak akhirnya. Seketika saja kedilematisan Dilema tadi menjadi sebagaimana mestinya. Cerita mulai menemukan jati dirinya, dalam kata lain untuk apa ia ada di sana. Pengembangan konflik juga menjadi sangat baik dan mampu menampilkan sisi dilema yang memang ingin disampaikan dalam film ini. 'Kado' untuk dunia film Indonesia dengan omnibus sebagai pitanya ini akhirnya mungkin akan menjadi salah satu 'kado' yang indah tahun ini. Memang, pada beberapa bagian jalan film ini memang seperti sudah ditakdirkan, dan penonton adalah pembaca kitab takdir itu, tetapi bagian lain dapat mengesampingkan itu semua dengan kejutan-kejutan kecil dan ending yang sarat pesan.  Dilema, setidaknya telah berhasil memberikan sebuah ‘kado’ bagi dunia film Indonesia. Selanjutnya kita, individu-individu dunia film itu yang akan menerimanya atau tidak. 7 dari 10 bintang dari saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun