Mohon tunggu...
Muhammad sepdiyanahafiz
Muhammad sepdiyanahafiz Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

selamat datang di laman kompasiana saya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Covid-19 terhadap Pendidikan

30 Juli 2021   12:00 Diperbarui: 30 Juli 2021   12:05 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dampak Covid-19 Terhadap Pendidikan

 

Pendidikan di Indonesia berubah menjadi system pendidikan jarak jauh, sejak adanya virus corona. Virus ini sudah menyebar ke seluruh belahan dunia, dan samapai saat ini masih menjadi perbincangan. Awal kemunculan COVID-19 pertama kali mucul di kota wuhan, china. Sampai akhirnya menyebar dan penjadi pusat perhatian di Indonesia pada bulan maret 2020 lalu, untuk pertama kalinya, pemerintah mengumumkan dua kasus pasien COVID-19 di Indonesia.

Sejak kemunculan nya virus COVID-19, timbul berbagai macam masalah. Sebab virus COVID-19 tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga memberi dampak terhadap perekonomian dunia, dan mempengaruhi kehidupan social di berbagai dunia. Salah satunya yaitu dalam dunia pendidikan di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran tatap muka atau offline, sekarang menjadi pembelajaran jarak jauh atau online, guna mengurangi penyebaran virus covid-19 di Indonesia.

Pada awalnya pemerintah menerapkan kebijakan social distancing atau pembatasan social yang dilakukan oleh Indonesia selama dua minggu. Pemerintah berharap dengan melakukannya kebijakan social distancing dapat mengurangi penyebaran virus COVID-19. Namun kenyataanya kebijakan tersebut tidak dapat mengurangi penyebaran COVID-19, sampai akhirnya pemerintah meliburkan berbagai jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Pemerintah melakukan berbagai cara agar pendidikan bisa terus berjalan di era pandemic COVID-19 ini.karena pendidikan merupakan aset yang sangat berharga bagi sebuah bangsa demi kemajuan suatu Negara. Pemerintah akhirnya menerapkan kebijakan baru yaitu system pembelajaran dari rumah masing- masing, yaitu daring (pembelajaran dalam jaringan) melalui berbagai macam platform muali dari aplikasi goggle meet, goggle duo, zoom, dan media pembelajaran lainya. Metode tersebut memanfaatkan jaringan internet dengan tetap berada di dalam rumah masing-masing dan juga mengerjakan seluruh kegiatan pembelajaran melalui online.

Teknik pembelajaran daring tersebut dilakukan oleh berbagai tingkatan jenjang pendidikan, mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Dalam pembelajaran daring, biasanya para siswa dan mahasiswa dituntut agar lebih kreatif dalam pembelajaran, seperti diberi tugas untuk membuat konten youtube yang isinya materi pembelajaran, membuat poster dari ringkasan materi, membuat artikel yang informatif, dan ide kreatif lainya. Selain ide kreatif tersebut, para siswa dan mahasiswa juga diberi tugas oleh guru dan dosen, dan di anjurkan mengumpulkan tugas melalui system yang telah disediakan oleh sekolah dan kampus sesuia dengan kebijakan yang sudah diterapkan, karena setiap sekolah dan kampus mempunyai kebijakan yang berbeda mulai dari pengumpulan tugas melalui e-mail, whatsapp, dan ada juga yang langsung datang ke sekolah atau kampus hanya untuk mengumpulkan tugas, dan juga tetap mematuhi protocol kesehatan yang telah diatur oleh pemerintah, yaitu 3M (MEMAKAI MASKER, MENJAGA JARAK, DAN MENCUCI TANGAN).

Pada awalnya diberlakukannya pembelajaran daring di Indonesia, para siswa dan mahasiswa mengalami kesulitan, mulai dari gaptek (gagap teknologi), kendala jaringan, kendala internet, susah sinyal dan biaya kuota internet, kurang paham dengan materi beberapa pelajaran yang bersifat praktek dan lainya. Selain itu, ada keluhan dari beberapa wali murid pada tingkatan TK dan SD, karena membebani mereka untuk mengawasi anaknya dalam proses pembelajaran daring. Tidak hanya murid, para pengajar pun harus beradaptasi dengan adanya pembelajaran jarak jauh (daring) yang dimana system pembelajaran tersebut mengandalkan teknologi sebagai media mengajar. Oleh karena itu, kita wajib mengapresiasi kerja keras para guru dan dosen, karena dengan berubahnya metode pembelajaran dari tatap muka menjadi daring, tentu bukanlah hal yang mudah, apalagi perubahan tersebut terjadi dengan tiba-tiba dan tidak ada persiapan yang matang.

Namun, dengan berjalannya waktu, masyarakat mulai terbiasa dan menerima serta mendukung adanya kebijakan yang sudah dibuat oleh pemerintah untuk dunia pendidikan. Karena saat masa pandemic ini, system pembelajaran daring merupakan langkah yang sangat tepat untuk untuk menekan lajur penyebaran virus COVID-19. Menurut saya pribadi, system pembelajaran jarak jauh yang dianjurkan oleh pemerintah masih sangat banyak kendala seperti jaringan, sulit memahami materi, dan masih banyak lagi keluhan seperti diberikannya tugas yang terlalu banyak. Namun di sisi yang lain terdapat sisi positif dalam system pembelajaran jarak jauh, diantaranya yaitu orang yang tadinya tidak paham teknologi, menjadi paham, semenjak diberlakukanya pembelajaran jarak jauh dan work from home, karena masyarakat Indonesia diharuskan untuk mengerti menggunakan teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun