Mohon tunggu...
Abdul Muholik
Abdul Muholik Mohon Tunggu... Lainnya - Mr. Puguh Cenageh

Masih dalam Tahap Belajar. Saya suka membaca, menulis, belajar, membaca alan, mendengarkan musik dan lain lain untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Sedih Pak Tono Menuju Sekolah

30 Juli 2024   17:43 Diperbarui: 30 Juli 2024   17:44 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini Pak Tono (bukan nama sebenarnya) Sedang tidak pegang uang sama sekali. Pagi-pagi Bahri (bukan nama sebenarnya) anaknya yang mau beranjak usia 5 tahun, ngambek ingin minta jajan. Masya Allah, padahal cukup dikasih uang Rp. 2.000 saja anak sudah seneng. Tapi apa daya, Pak Tono terasa malu sangat, apalagi masih tinggal dirumah mertua, lagi ga pegang uang sama sekali. Akhirnya terpaksa pak Tono mengajak anaknya ke warung tetangga terdekat, dan setelah anaknya memilih makanan tertentu, Pak Tono memberikan isyarat ke Mba Tuti pemilik warung tsb.  

               "Mba, Sementara tulis aja dulu jadi berapa, nanti saya bayar" ujar Pak Tono  dengan nada pelan. Mba Tuti mengangguk seraya menulis  dibuku catatan yang dipegangnya. 

               Dalam hati, pak Tono merasa sedih sekali, buat jajan anak hari ini saja belum bisa dipenuhi. Ini masih umur 5 tahunan. Apalagi nanti kalo sudah besar. Tak terasa mata Pak Tono berkaca-kaca. Kristal cair menetes dari bola matanya. Lalu Pak Tono bersiap-siap berangkat. 

           Jadwal hari ini pak Tono dapat Jadwal ngajar jam 10:00 sd 12:30. Maklum di sekolah swasta boleh masuk sekolah sesuai jam. Dan kalau tidak ada jadwal, boleh tidak masuk atau tidak ke sekolah. 

            Ketika mau berangkat kerja ke sekolah, Pak Tono membuka jok motor Mio nya untuk mengecek Tanki bensin. Isinya tinggal sedikit, padahal baru kemarin isi bensin, sepertinya di tangki bensinnya ada yang bocor. Sempat tercium juga aroma bau bensin.  Akhirnya coba tetap dipaksakan berangkat kerja walaupun bensin tinggal sedikit. Mudah-mudahan bisa sampai ke sekolah.

           Ketika sampai di jalan utama Daerah Kecamatan dikampung dekat sekolah Pak Anton mengajar, dekat Klinik Bidan Neneng (skrg beliau sudah almarhumah), tiba-tiba motor berhenti, mogok kehabisan bensin, dan terpaksa pak Tono menuju warung terdekat untuk menghutang bensin 10 ribu dengan jaminan HP  disita. Dan Pak Tono bilang ke si Mba penjaga Warung Madura, "ntar siang saya kesini lagi Mba." Si mba mengangguk sambil berkata "iya mas"

          Lalu pas berangkat, motor malah mati-matian terus. Dicoba berkali-kali disela, tidak hidup-hidup. Di stater juga sama, ga mau hidup. Akhirnya motor di dorong sampai masuk gang. Kemudian Pak Tono teringat kalau dirinya belum melaksanakan Ibadah Sunah rutin tiap pagi, Yaitu Sholat Sunnah Duha. Dan Pak Tono berhenti sejenak di Masjid terdekat di gang tersebut di Kosambi gang beken.

           Setelah dirasa cukup beristirahat, karena lumayan melelahkan mendorong-dorong motor jarak jauh, ditambah cuaca cerah panas, baju sampai lepek kena keringat. Kemudian Pak Tono melepas sepatu dan jaketnya untuk mengambil air wudhu. Lalu melaksanakan sholat sunah Taubat, sunah Duha dan sunah Hajat. 

       Dalam doanya beliau memohon ampun, bertaubat kepada Allah SWT. atas segala dosa dan maksiat yang pernah dilakukannya. Dan meminta dimudahkan segala urusannya, termasuk masalah motor. Semoga bisa hidup kembali agar bisa sampai ke sekolah.

         Setelah sholat, dan berdoa serta berharap pertolongan Allah, akhirnya alhamdulillah motor bisa hidup kembali dan bisa sampai ke sekolah walau ditengah perjalanan motor mati-matian melulu.

          Sesampai di sekolah jam 09:30 WIB pas jam istirahat. Dan Pak Tono menulis cerpen ini. Dan nanti pulang sekolah, Pak Tono dapat kabar, katanya ada honor insentif sekolah, dan nanti sepulang sekolah, ia akan kembali ke warung madura tadi untuk menebus HP nya yang disita dengan membayar uang bensin tadi sebesar 10 ribu rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun