Jogja Istimewa Secuil Kota Penuh Karya
Oleh Rofiyani
Mahasiswa PKnH Universitas Negeri Yogyakarta
Jogja istimewa adalah sepasang kata yang saat ini sering di dengung-dengungkan berbagai media baik eletronik maupun media cetak.
Jogja Istimewa
Jogja memang istimewa dilihat dari letak geografisnya sangat strategis terletak ditengah-tengah pulau Jawa. Banyak sekali keistimewaan yang dimiliki kota mungil ini. Masyarakatnya penuh dengan keramahtamahan yang lebih dikenal dengan 3S (senyum, sapa, salam). Masyarakat Jogja sangat ramah terhadap tourist yang datang baik tourist domestik maupun mancanegara. Makanan khas yang menjadi tujuan para tourist yaitu nasi gudeg. Makanan yang begitu melekat dengan kota ini. Istilahnya “inget Jogja ingat gudeg”. Tidak afdol jika mengunjungi Jogja tanpa mencoba nasi gudeg yang khas.
Banyak sekali tempat wisata yang menarik dikota ini, misalnya Malioboro, Kraton Yogyakarta, Monumen Jogja Kembali, Taman Sari, Gunung Merapi, Kebun Binatang Gembira Loka, Kids Fun Park, Candi Prambanan dan Candi Kalasan. Kawasan yang paling ramai dikunjungi wisatawan yaitu kawasan wisata belanja Malioboro yang merupakan pusat keramaian ditengah kota Jogja sepanjang dua kilometer dengan jajaran toko kedai suvenir kaki lima. Para wisatawan tidak akan kuatir untuk dapat menikmati pula hari-hari liburnya dikota Jogja hingga larut malam sekalipun. Dapat dinikmati hidangan-hidangan di warung lesehan disepanjang jalan Malioboro, makanan yang disediakan dan ditawarkan dari sejenis makanan khas Jogja yaitu nasi gudeg, ayam goreng, makanan padang, chinessefood dan angkringan. Selain itu juga dapat menikmati jajanan khas kota Jogja yaitu bakpia pathok yang terkenal.
Bahkan Yogyakarta merupakan kota kedua yang ingin ditinggali masyarakat Indonesia setelah Bali. Pusat keramaian lainnya yaitu Tugu Jogja ( Tugu Pal Putih ). Tugu Pal Putih merupakan landmark kota Yogyakarta yang paling terkenal. Monumen ini berada tepat ditengah perempatan Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jenderal Soedirman, Jalan A.M Sangaji dan Jalan Diponegoro. Tugu Jogja yang berusia hampir tiga abad memiliki makna yang dalam sekaligus menyimpan beberapa rekaman sejarah kota Jogjakarta. Sejarah banyak terlahir dikota mungil ini. Bahkan Jogja pernah menjadi Ibukota negara Indonesia.
Referendum
Begitu mudahkan kita menghapus coretan tinta emas yang membungkus sejarah kota Jogja dengan memisahkan Jogja dari kata istimewa. Baru-baru ini banyak terpasang benner-benner “Jogja Siap Referendum”. Masyarakat Jogja sangat menghargai adat istiadat. Keraton Kasultanan Yogjakarta adalah salah satu warisan adat budaya yang tidak lebur ditengah modernisasi. Keraton Yogyakarta tetap berdiri kokoh dibawah kepemimpinan Sultan Hamengkubuono X sebagai Gubernur. Keistimewaan yang sangat berbeda yang tidak kita ditemui dikota-kota lain. Kepemimpinan Kasultanan Yogjakarta diturunkan melalui garis keturunan. Secara turun temurun kepemimpinan ini terus berlangsung lancar, aman dan nyaman. Namun masyarakat Jogja mulai terusik dari potongan-potongan kata yang ingin menghilangkan keistimewaan Jogja dari tampuk kepemimpinan kasultanan yang sudah berjalan mulus tanpa celah.Sesungguhnya penetapan Gubernur ini layak tetap berlaku di Jogja karena memang Jogja kota yang istimewa dengan segala latar belakang sejarahnya. Biarlah keistimewaan ini tumbuh subur di Jogja, janganlah kalian usik Jogja kami, negeri segudang keindahan yang selalu melekat erat dan menempel pada kota mungil Jogjakartaku.
Jogja banyak sekali melahirkan seniman-seniman kreatif yang aktif di Indonesia. Jogja merupakan kota pelajar yang asri, berbudaya, ramah dan tepat untuk pengkondisian pembelajaran. Dikota ini kita dapat belajar budaya dan sopan santun dengan keindahaan yang menyelimuti kota ini. Nuansa budaya tradisional sangat melekat dikota ini. Indonesia harus bangga memiliki Jogja kota berbudaya melahirkan segudang orang-orang bermutu penuh karya. Kota pelajar, kota budaya, kota Pariwisata, kota nan elok penuh makna. Jogjaku memang istimewa secuil kota penuh karya.J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H