Mohon tunggu...
Dian Karyati Pamungkas
Dian Karyati Pamungkas Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswi yang belum lulus dan ingin berbagi senyum dengan semua, karena satu senyum pasti akan ada senyum yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kanker Serviks : Ancaman Bagi Perempuan di Seluruh Dunia

2 Mei 2011   03:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:10 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Yogyakarta, Sabtu (30/4/2011) Asri Medical Center - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (AMC-UMY) menyelenggarakan Seminar Awam 'Mengenal dan Mencegah Kanker Leher Rahim'. Dalam seminar tersebut diisi oleh Ahli Kandungan dan Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY, dr. Alfaina Wahyuni, M.Kes, Sp. OG. Alfaina menjelaskan bahwa di dunia setiap dua menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks sedangkan di Indonesia satu perempuan meninggal setiap satu jam. Kanker serviks dinilai merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker ginekologi di seluruh dunia.

Lebih lanjut Alfaina menjelaskan kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel abnormal pada leher rahim. Penyebabnya yaitu Human Papiloma Virus (HPV). "Setiap wanita segala usia dapat terkena kanker serviks. Tetapi jarang ditemukan pada usia sebelum 20 tahun."jelasnya.

Selain itu terkait dengan penggunaan pembalut wanita ketika menstruasi atau datang bulan, disarankan hanya menggunakan pembalut ketika memang sedang menstruasi dan juga harus sering diganti.

"Karena penggunaan pembalut akan menimbulkan kelembapan berlebih di daerah kewanitaan. Kemudian yang perlu diingat juga dalam penggunaan cairan-cairan pembersih vagina, jangan terlalu sering. Ketika rutin atau setiap hari mengunakan cairan tersebut justru akan menghilangkan kuman-kuman baik yang ada di vagina."urainya.


Terkait dengan pencegahan kanker serviks dalam penuturannya ada beberapa hal yang bisa dilakukan. "Dengan menghindari faktor resiko seperti menunda hubungan seksual atau menikah hingga usia 20 tahun atau lebih, tidak berganti-ganti pasangan, menghindari Penyakit Menular Seksual (PMS), tidak merokok, hidup sehat, cukup gizi mulai dari vitamin A, C, beta carotene maupun asam folat."tuturnya.

Sementara itu Ahli Obstetri dan Ginekologi FKIK UMY, Dr. Supriyatiningsih, M. Kes, Sp. OG dalam kesempatan tersebut juga menambahkan, untuk pencegahan terhadap kanker leher rahim tersebut dapat dilakukan dengan pencegahan primer dan sekunder.

"Pencegahan primer untuk orang-orang tanpa bukti klinis belum terkena penyakit dapat dilakukan dengan vaksin dan juga edukasi atau sosialisasi terhadap masyarakat mengenai bahaya kanker leher rahim. Kemudian pencegahan sekunder untuk orangorang yang sudah terbukti klinis terkena penyakit. Hal ini dilakukan untuk memperlambat atau menghentikan perjalanan penyakit. Misalnya melakukan skrining atau deteksi dini dengan pap'smear. Pap'smeardilakukan untuk wanita yang sudah melakukan hubungan seksual atau menikah. Jika belum menikah maka tidak melakukan pap'smear tetapi diberikan vaksin,"tegasnya.

Mengapa vaksinasi, dalam pemaparannya risiko HPV bermula pada usia remaja dan terus berlanjut. Inveksi Papiloma Virus (PV) tidak memberikan respon imun kuat untuk mencegah infeksi berulang. "Kemudian imunitas manusia secara alamiah akan menurun seiring dengan bertambah usia. sehingga semakin bertambah usia semakin bertambah juga risiko terkena HPV. Vaksin sebaiknya diberikan sebelum terpapar infeskis HPV misalnya sejak usia remaja 10 hingga 24 tahun sampai dengan 45 tahun,"paparnya.
*berdasarkan hasil liputan dan di upload juga di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun