Warna pemisahnya adalah warna hijau dan hitam, dengan komposisi warna hijau terletak pada "pagar" (#), dan "2019", dan warna hitam pada "cawapres". Selain untuk mudah dibaca dan penyelarasan warna dengan background di bagian bawahnya, pemisahan warna juga hendak menekankan kata cawapres, yang merupakan bentuk ambisinya.Â
Tanda tersebut digunakan untuk menyebarkan informasi secara luas. Penulis memaknai tanda itu yang digunakan oleh cak imin untuk mengutarakan maksud dan keinginan Cak Imin sebagai calon wakil presiden di 2019 mendatang.
Pada pesan verbal kedua, Cak Imin menggunkan nama panjangnya dan berfungsi sebagai subheadline, dengan menggunakan jenis font sans serif. Hal ini diperkuat dengan efek Bold yang bertujuan untuk memperjelasnya agar dapat dengan mudah dilihat dan dipahami oleh banyak orang. Nama panjang Cak Imin menunjukkan kualitas orangnya dengan menampilkan gelar-gelar akademisnya, yang bertujuan agar masyarakat mengetahui latar belakang Cak Imin.Â
Hal ini ditunjukkan dengan nama beserta gelar Cak Imin yang diperkuat dengan embel-embel Honoris Causa, Doktor, dan Magister. Selain itu, terdapat pula Haji yang ingin menampilkan bahwa Ia adalah seorang yang religius, yang harapannya dapat menjaring suara bagi dirinya.
Baik headline maupun subheadline, kedua jenis teks tersebut menggunakan huruf kapital. Bila diaplikasikan pada tulisan yang panjang huruf kapital akan melelahkan mata, tetapi penggunaannya dalam desain iklan ini bertujuan agar tulisan dapat dibaca dengan mudah, apalagi dari kejauhan. Selain itu, Cak Imin seakan ingin menunjukkan dirinya dengan sifat yang tegas, walaupun pada kenyataannya hal ini hanya merupakan pembenaran dan pencitraan untuk menutupi sikap ketidakkonsistenan dirinya.
Pada pesan verbal ketiga, text 'Gue Banget...' menggunakan huruf jenis sans serif yang dicetak tebal (bold) dan miring (italic). Penulisan yang menggunakan cetak miring (italic) bisa dimaknai sebagai keraguan. Pada text 'Gue Banget...', "Lo" dan "Gue" merupakan kata yang sudah sangat lama digunakan oleh masyarakat di Indonesia khususnya di Jakarta.Â
Kata tersebut sangat populer digunakan oleh masyarakat sejak tahun 70-an sampai saat ini. Kata "Lo" yang berarti kamu dan "Gue" yang artinya saya atau aku, sering digunakan karena terkesan simple dan santai untuk orang sebaya. Bahasa Indonesia dengan ragam Betawi itulah yang dianggap modern.
Hanya saja, kata "Lo" dan "Gue" ini akan sangat tidak sopan digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dari kita. Mungkin, pesan ini ingin disampaikan kepada anak-anak milenial yang pada umumnya tidak peduli terhadap politik. Diakhir teks 'Gue Banget...' terdapat tiga titik. Penulis memaknai adanya kalimat yang belum terselesaikan, seperti adanya kelanjutan yang ingin disampaikan.
Kemungkinan penulis memaknai kelanjutan tersebut adalah keinginan dari ambisi Cak Imin itu sendiri sebagai calon wakil presiden 2019. Teks 'Gue Banget...' berwarna putih, memiliki makna bersih, suci, ringan, dan terang.Â
Menggunakan perpaduan antara uppercase pada huruf G dan B pada tagline (Gue Banget...). Penggunaan uppercase ini dimaknai penulis sebagai penekanan yang ingin diutarakan oleh cak imin untuk menjadi seorang wakil presiden adalah cak imin sendiri.
Pada pesan verbal keempat, text 'Cak Imin' menggunakan font Serif, terlihat dari bentuk huruf yang memiliki kait dan adanya kontras antara tebal dan tipis garis font. Font tersebut menggunakan tambahan efek 3D.Â