Mohon tunggu...
Seno Kristianto
Seno Kristianto Mohon Tunggu... Guru - Guru/SMP Van Lith Jakarta

Pendidik yg jg menikmati sosial, budaya, sejarah, dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesejatian Sebuah Pendidikan

28 Januari 2024   21:40 Diperbarui: 28 Januari 2024   21:49 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Konon ceritanya, pendidikan adalah sebuah investasi masa depan suatu bangsa. Jika memang benar demikian maka pendidikan harus diatur sedemikian rupa sehingga bisa mewujudkan investasi seperti yang diharapkan. Investasi tentunya tidak hanya berupa nilai atau angka tetapi yang juga penting adalah karakter positif jangka panjang dari proses sebuah pendidikan. 

Karakter tersebut akan terlihat bagaimana orang melakukan sesuatu yang paling sederhana misalnya tentang antre, berlalu-lintas dan lain-lain. Kalau hal-hal sederhana saja belum bisa dilakukan secara individu maupun kolektif maka bisa dilihat kembali bagaimana investasi tersebut dilakukan di ruang kelas. 

Paradigma dulu mengatakan bahwa guru adalah subjek sedangkan murid adalah objek. Lalu muncul hal baru bahwa guru fasilitator sedangkan murid subjek. Apapun paradigmanya maka guru adalah sosok sentral dalam sebuah proses pendidikan. 

Menurut KBBI, pendidikan adalah proses, cara, perbuatan mendidik. Proses mengubah sikap dan tata laku sesorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Penjelasan KBBI membuktikan bahwa guru tidak bisa digantikan oleh apapun dan sampai kapanpun.

Pendidikan pasti dikaitkan dengan pedagogis yang artinya bersifat mendidik. Bersifat mendidik menjadi khusus lagi berarti pelakunya adalah manusia dewasa dan manusia muda. 

Manusia dewasa adalah guru sedangkan manusia muda adalah murid. Ki Hajar Dewantara lebih tegas lagi mengatakan bahwa pendidikan sebagai suatu upaya untuk memajukan bertumbuhnya pendidikan budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran serta tubuh anak. Secara tersirat maka yang melakukan upaya pendidikan adalah manusia dewasa yaitu guru. 

Maka  sejak Ki hajar Dewantara merumuskan tentang pendidikan maka guru sebagai panglima.  Lalu yang akan ditumbuhkan kekuatan batin, karakter, pikiran serta tubuh adalah manusia muda yaitu murid. 

Oleh karena itu apapun pendekatannya, entah konstruktif, partisipatif dan lain-lain maka faktor humanis harus ada. Mengapa humanis harus ada karena pendidikan mempertemukan manusia dewasa dengan manusia muda pada kurun waktu tertentu secara terus menerus. 

Sisi humanis ini tetap harus ada sampai kapanpun karena sekali lagi yang berproses adalah manusia dengan manusia. Karena interaksinya manusia dengan manusia, maka meskipun di zaman teknologi komunikasi seperti saat ini, keberadaan guru di ruang kelas tetap menjadi suatu keharusan. 

Di kelas tidak hanya mengajar tapi yang utama adalah mendidik. Kehadiran guru dihadapan murid akan mempertemukan sisi manusiawi dalam sebuah proses pendidikan. 

Ketika guru sibuk dengan berbagai perangkat administrasi baik yang otentik maupun yang daring, sehingga kehadiran di kelas terreduksi maka mata rantai humanis ada yang putus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun