Harus diakui bahwa ada beberapa tokoh perempuan yang mempunyai kapasistas sebaga CAWAPRES dan berpengaruh sehingga bisa meningkatkan elektabilitas suara misalnya : Yenny Wahid, Khofifah indar Parawansa. Selain punya kapasitas mereka juga mempunyai nama besar dan didukung oleh organisasi keagamaan Nadhatul Ulama.
Memang Jenny Wahid sangat mendominasi dari kalangan perempuan karena dia anak dari Gud Dur yang dicintai oleh masyarakat jawa timur dan juga warga NU. Yenny Wahid adalah NU sejati yang jumlah pemeluknya adalah puluhan juta di Indonesia. Kakeknya adalah pendiri NU dan ayahnya Gus Dur mantan ketua NU.
Walaupun Yenny tidak berada dalam strutktur NU tetapi jiwa dan darahnya adalah NU sejati, bahkan cinta kaum nahdliyin sangat kuat kepada kakek dan ayahnya, ini di bisa manfaatkan untuk mengangkat dirinya sebagai cawapres saat ini.
Secara kapasitas memang belum ada prestasi yang nampak, tetapi dalam profesi  sebagai jurnalis ia pernah mendapat penghargaan Walkley Award dan juga pernah dinobatkan sebagai Young Global Leader, berarti dia punya etos kerja yang baik sehingga dapat penghargaan dan masuk dalam nominasi.
Dalam bidang Birokrat dan Politik Yenny juga punya pengalaman yang luar biasa : Ia pernah menjabat sebagai staf khusus Preside dan SEKJEN PKB berarti secara kapasistas, Yenni bagus sekali.
Berarti klop, maka ia adalah kandidat CAWAPRES yang tepat dari kalangan perempuan karena punya nama besar di dukung oleh kaum nadhliyin yang berjumlah puluhan juta dan juga punya kapsitas yang sangat baik.
Kapasitas ini penting, karena besok lusa, pada waktu jadi  Cawapres maka ia bisa  mengimbangi bahkan "menang" dalam perdebatan PILPRES.
Memang saat ini kandidat kuat dari JATIM adalah Mahfud MD, tetapi dalam kalangan NU Yenni bisa memenangi survey yang ada, apalagi Yenni diindentikan seperti bapaknya yang sangat meninggikan pluralisme keagamaan, maka Indonesia Timur yang mayoritas Kristen bisa menjadi basis suaranya Yenny.
Akhirnya Yenny juga mempersiapakan diri untuk  dipinang oleh para CAPRES yang ada kecuali Anies Baswedan yang sudah di tolaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H