Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

PDIP, Nasionalis yang Tidak Akan Goyah

4 Oktober 2023   18:04 Diperbarui: 4 Oktober 2023   19:02 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya memilih PDIP karena rekam jejaknya yang sangat baik. Sebagai partai nasioanlis, PDIP sudah tahan banting terhadap berbagai tantangan yang ada, kita ingat perstiwa 27 juli  1996 pada waktu kantor PDI megawati diambil alih oleh pemerintah tetapi PDIP tetap berdiri sampai saat ini bahkan memenangkan 3 kali pemilu pada jaman reformasi.

PDIP partai yang sangat kuat, nasionalisme sejati karena awal mulanya dibentuk oleh lima partai yang menjadi satu (fusi) dan di antaranya ada dua partai yang beraliran keagaamaan tetapi nasionalis yaitu partai Kristen dan Katolik. Maka darah nasionalis itu sudah ada di setiap kadernya di berbagi daerah yang ada, sehingga  PDIP tidak mungkin berpindah haluan lagi.

Dari sejarah sangat terlihat bahwa tokoh-tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan majemuk dan nasionalis sejati. Dari yang sudah tua, almarhum bahkan sampai saat ini sebut saja Sabam Sirait, Tjahya Kumolo, Kwik kian Gie (bukan kader lagi), Joko Widodo, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, Djarot  Syaiful, Adian Napitupulu bahkan yang baru bergabung Basuki Tjahya Purnama

Ini adalah tokoh-tokoh nasionalis yang bersih dan punya kemampuan yang luar biasa dan memberikan kontribusi yang sangat besar untuk bangsa ini. Mereka memilih PDIP karena PDIP punya rekam jejak nasioanlis dan mandiri tidak ngeyel ke kiri atau ke kanan.

Pada saat SBY berkuasa dua periode PDIP tetap memilih untuk oposisi sejati, pendiriannya sangat teguh tidak meminta untuk bergabung dengan pemerintah karena PDIP tahu bahwa oposisi pun bagian dari membangun negeri ini agar pemerintah bisa bekerja dengan benar karena ada yang mengawasi dengan ketat (check and balance).

Dalam Kondisi sulitpun PDIP tidak seperti partai lain. PDIP selalu tunduk kepada ketua umumnya, di satu sisi sangat bagus karena tidak ada perbedaan pandangan pada waktu diputuskan oleh ketua umumnya dan mereka menyatu untuk mendukung keputusan ketua umum. Dan ketua umumnya saat ini punya natur politik brilian dan tetap nasionalis sejati dengan menanggalkan egonya demi bangsa, dia bisa memilih Jokowi dari pada dirinya dan Ganjar dari pada anaknya Puan.

Jadi PDIP partai yang klop dan akan terus maju. Dan ke depan tidak akan tergoyah walaupun ketua umumnya bukan lagi Megawati karena dia sudah meletakan dasar nasionalis dan teladan buat para kader. Ini akan memberikan rekam jejak yang bagus sekali.

Akhirnya PDIP darahmu sudah mengalir pada setiap kader, dominasi merahmu ya berarti berani membuat para kader tidak takut pada apapun  untuk kesejahteraan Indonesia. Hidup PDIP dan Indonesia jaya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun