NTT merupakan provinsi yang selalu miskin, dan kemiskinan terbesar adalah di desa. Karena di desa tidak mengahsilkan PAD yang besar, sumber daya alam tidak bisa dikelola secara maksimal, banyak kekeringan dan kemampuan sumber daya manusia sangat rendah. Â Â Â Â Â Â Â Â
Saat ini kami lagi  menolong di tiga desa yang berdekatan di Pulau Timor. Dasar awal kami menolong karena banyak penduduk yang miskin. Selain miskin masyarakat tersebut juga mempunyai tingkat pendidikan yang rendah dan pemahaman rohani yang dangkal serta kesulitan untuk mendapatkan sumber air apalagi pada musim kemarau.
Masyarakat menikmati kemiskinan dari dulu dan bagi mereka itu bukan masalah, kemiskinan tersebut menyebabkan dari dalam kandugan mereka sudah mengalami kurang gizi sehingga kedepan anak-anak di desa tersebut sulit untuk bersaing dan berhasil
Di sekolah-sekolah tertentu di desa tersebut anak-anak baru diajar menggunakan bahasa Indonesia pada kelas II, sudah begitu guru-gurunya juga banyak yang tidak punya kapasitas dan beban, karena masih ada guru-guru yang hanya tamatan SMA dan hampir semua guru kalau musim  tanam  kebun tidak datang mengajar berhari-hari dan tanpa merasa bersalah. Â
Kalau kondisi seperti ini terus terjadi maka kedepan orang desa lambat untuk memajukan desanya. Â Oleh karena itu perlu gebrakan yang hebat untuk menolong desa tersebut, karena desa terbatas sumber daya dan dana.
Orang di desa tersebut tidak melihat pentingnya hidup sejahtera, maka mereka tidak punya usaha yang lebih dalam bekerja, karena miskin maka mereka diberikan banyak bantuan dan tanpa sadar ini meninabobohkan mereka sehingga mereka menikmati kemiskinan tersebut.
Maka kita harus membantu mereka, kita tidak hanya memberikan bantuan yang bersifat karitatif tetapi diharapkan mereka bisa mandiri, bukan hanya merubah konsep berpikir tetapi juga memberikan contoh yang bisa diikuti, dan ini harus dikerjakan secara masif karena  desa tersebut sudah kalah jauh. Kita harus saling mendukung, membuat jaringan yang besar agar impian tersebut bisa terjadi. Dan arah perubahan itu sudah mulai nampak walaupun masih kecil.
Untuk mengatasi kemiskinan dan kekurangan gizi maka perlu adanya pemberdayaan ekonomi, orang desa harus mempunyai kehidupan ekonomi yang baik sehingga tidak terpengaruh dengan bantuan, juga di tunjang oleh pendidikan dan  pemahaman rohani yang semakin baik maka orang desa akan sejahtera baik secara spiritual maupun material
Oleh karena itu kami memutuskan tahun 2017 mengirim dua orang guru lalu di tambah tiga orang guru dan saat ini sudah sembilan orang guru yang melayani di tiga desa. Pengiriman guru bisa di terima oleh masayarakat desa, dan para guru ini bisa melakukan banyak hal dalam tiga bidang yang ada yaitu pendidikan,kerohanian dan pemerdayaan ekonomi.
Dalam bidang pendidikan, mereka bukan hanya menjadi guru di sekolah tetapi hampir setiap hari mereka mengajar BIMBEL dan saat ini terdapat 188 siswa aktif yang ikut BIMBEL, , juga menyekolahkan 10 orang siswa di SMP  unggulan di Kota, dan ada 21 siswa yang sudah menjadi asisten guru yang membantu teman-temannya. Para asisten dan juga teman-teman yang  di sekolah unggulan inilah yang diharapkan kedepan  bisa membantu pendidikan di desanya.