e
Kita sering di perhadapkan dalam kondisi yang sulit bahkan mengancam karir atau hidup kita, atau mungkin kondisi yang sulit  dari pada orang-orang yang kita kasihi, tentu respon yang sangat umum adalah minta pertolongan Tuhan agar ada jalan keluar dari masalah itu, itu adalah hal yang baik sekali, tetapi hari ini kita belajar suatu respon yang berbeda yaitu mau menerima kalau memang kondisi itu adalah bagian dari kehendak Allah.
Dalam injil Mat 26:47-56, kita melihat bahwa Yesus segera di tangkap oleh para pemimpin agama melalui Yudas, tetapi ternyata ada seorang murid, injil Yohanes mengatakan Simon Petrus mengunakan pedang untuk memotong telinga kanan dari hamba imam besar. Tetapi ternyata Tuhan Yesus berkata kepada Simon : Â Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.
Kalau kita ada dalam cerita itu, kita salah satu orang yang hadir pada saat itu, kita akan bingung, karena mengapa Tuhan Yesus bersikap seperti itu ? tidak mau menerima bantuan dari orang lain, bahkan menegur Simon. Â Dan Tuhan juga berkata : Kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku.
Jadi Ia punya kuasa untuk melawan dan bagi Dia itu hal yang sangat mudah, tetapi mengapa Ia tidak mau melawannya ? Ternyata jawabannya dalam ay 54 "Bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian". Berarti kalau Yesus menghancurkan mereka sangat bisa, tetapi itu tidak sesuai dengan rencana Allah dalam nubuatanNya terhadap Yesus.Â
Misalnya dalam Zakharia 13:7 di nubuatkan "Hai pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku, terhadap orang yang paling karib kepada-Ku!", demikianlah firman TUHAN semesta alam. "Bunuhlah gembala, sehingga domba-domba tercerai-berai... Maka kalau Tuhan Yesus menghancurkan para pemimpin agama yang menangkap dia, maka nubuatan ini tidak akan tergenapi.
Jadi di sini Tuhan Yesus menunjukkan kepada kita hal yang sangat berbeda, bahwa bisa jadi hal yang sulit itu bagian dari rencana Allah, sehingga sikap kita bukan minta di bebaskan tetapi tunduk pada hal tersebut.
Wah ini adalah sesuatu yang sangat sulit, karena sikap kita cenderung pingin bebas dari masalah yang sulit, kita ingin ada jalan keluar dari situasi yang mengancam tetapi disini Tuhan Yesus  memberikan hal yang lain bahwa kondisi yang sulit itu juga kemauan Allah maka sikap kita adalah tunduk kepada kemauan Allah tersebut.
Saya juga ingat peristiwa yang hampir sama, suatu waktu ada seorang nabi bernama Agabus datang ke tempat rasul Paulus, lalu dia mengambil ikat pinggang Paulus mengikat kaki dan tangannya dan ia berkata : Roh Kudus berkata kepadaku, orang yang punya ikat pinggang ini akan di ikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan di serahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa yang lain.
Kalau saya dalam posisi seperti  Paulus mendengar nubuatan ini, maka saya juga gentar, takut, karena saya tahu bahwa orang Yahudi itu pernah berusaha untuk membunuh Paulus di Damsyik, dia terus di cari-cari. Dan setelah nabi Agabus menubuatkan apa yang terjadi pada Rasul Paulus, maka pada saat itu murid-murid Tuhan meminta Paulus sampai menangis agar ia tidak pergi ke Yerusalem, karena kejadian ini akan terjadi.
Wah kalau mendapat dukungan seperti itu maka bisa jadi saya tidak pergi ke Yerusalem, saya akan mencari jalan lain tetapi ternyata Paulus luar biasa, ia mengatakan mengapa kamu menangis, aku bukan saja rela diikat tetapi juga mati di Yerusalem karena nama Tuhan Yesus.