Mohon tunggu...
Suki Bolki
Suki Bolki Mohon Tunggu... -

i lov writing.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Romansa Kotak Dua Kali Satu!

5 Agustus 2011   05:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:04 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

taun itu , saya menganggap nya sama. sama dgn yang lain ketika mampu mengerling dgn santai padahal sedang bersama wanitanya.

bertemu dalam satu atap kesibukan membuat ku jemu dgn seribu salam sayang yg dititipkan pd tembok, meja, kursi dan buku buku harian kampus.

pak atasan mempermainkan utusan, membuatku harus menghabiskan waktu atas nama tugas dgn nya.. dan waktu yg tidak pernah terbayangkan menjadikan jarak menjadi sebatas jengkal jari jari dan sekedip mata.

akhirnya saya mengenalnya dekat. mengenalnya dgn nama yg singkat sesingkat pertemuan yg terkesan di persingkat. masi dgn riuh memberiku salam walau hanya lewat angin, hanya lewat kabar burung satu dua dan seterusnya.

namun masi terpikir di benak dgn wanita yg bersamanya, mengesampingkan salam dan pendekatan, saya menolaknya untuk kesekian kali nya.

bulan itu ,terakhir sblm tugas ini usai oleh utusan yg di paksakan, melihatnya dibalik jendela memeluk wanita tua lumpuh yg membuat saya luluh. saya melihatnya menangis dalam senyuman nya.

ketika lagi lagi di pertemukan, dalam pesta dansa yg penuh romansa , saya jatuh hati pertama kali , saya jatuh hati kesekian kali , dan saya jatuh cinta sampai mati.

seperti pemerah pipi, dia mampu membuat saya tersipu tanpa pemulas. seperti pewarna mata, dia mampu membuat saya berseri seri. dan dia , dia pria yg membuat saya di cintai dgn cara yg tidak biasa.

saya menyukai caramu yg di luar nalar. ketika bersama menikmati kulit jeruk, mengupas kulit apel tanpa terputus, saya melihat kesabaran. melihat keyakinan sepenuh hati bahwa kamu benar benar adanya mencintai saya dgn cara yg tidak biasa.

ini genap 30 hari km membiarkanku. melihatku dari jarak yg jg diluar batasku, hanya memantauku tanpa pernah menyentuhku. saya rindu mengupas jeruk brsamamu, menikmati harumnya , mentertawakan langit dan bertaruh akankah pelangi hadir setelahnya.

dan sekarang, kini setahun setelah kita bersama , kamu meninggalkanku begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun