Mohon tunggu...
senja kota
senja kota Mohon Tunggu... -

penulis bisu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tentang Senja Kota Penulis Bisu

15 September 2011   03:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siapa yang tahu kalau aku akan mati

Terbunuh dalam pertikaian politik

Di kubur dalam puing reruntuhan benci

Siapa sangka ucapan menjadi api

Silih berganti menghasut benci

Aku ingin hidup kembali …

Hari ini mencuri dengar dinding pembenci

Kumpulan jiwa – jiwa pencuri

Mereka berjubah politisi

Menggunakan pena hakim negeri

Berdiri membawa bedil – bedil

Hati – hati dengan para pembenci

Pintar bersolek rapi di depan Tv

Sejatinya merekalah para pencuri

Senangnya menuangkan api

Aku memang telah mati

Akibat bodohnya membela para pencuri

Mati sia – sia untuk para pencuri

Tapi aku ingin hidup kembali …

Cahaya senja member janji

Meniupkan ruh yang abadi

Walau aku telah mati

Aku kini hidup kembali

Ketika senja mulai berdiri di tepi

Wahai para pencuri

Aku kan datang mengambil kembali

Nyawamu yang penuh benci

Dan ku lemparkan buat sesaji

Setan – setan tuhanmu sejati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun