Wabah virus corona telah memicu lonjakan besar-besaran pada permintaan masker pelindung. Ini terjadi dari Korea Selatan hingga ke Republik Ceko. Ketakutan akan tertular membuat orang-orang bergegas ke apotek untuk membeli masker. Sayangnya, masker di apotek sudah mulai kehabisan stock. Produsen masker bahkan ada yang mengubah jam kerja pabrik hingga 24 jam akibat dari lonjakan permintaan tersebut.
Lalu bagaimana di Indonesia?
Ditemui di pabriknya, Dharyono pemilik brand masker Anytime mengatakan bahwa permintaan masker di pabriknya pun mengalami lonjakan yang begitu besar. Permintaan bahkan tidak hanya dari Indonesia saja, tetapi juga dari China dan beberapa negara lain.
Anytime terdiri dari 2 lapisan non-woven yang tebal dan tahan percikan air, serta lapisan meltblown dengan BFE 99 pct yang bisa menghalangi virus untuk masuk. Selain itu, Anytime juga sudah tersertifikasi oleh US FDA, European CE, ISO 13485.
"Kami akan terus berusaha agar Anytime tetap berada di pasaran dan bisa membantu masyarakat banyak," tuturnya. Anda pun bisa terus update mengenai masker baik Anytime maupun pemahaman umum di akun Instagram milik Anytime yakni @anytime.mask.
Apakah masker bisa membantu menghentikan penyebaran virus corona?
Masker pertama kali diperkenalkan ke rumah sakit pada akhir abad ke-18. Menggunakan masker untuk mencegah infeksi sangat populer di banyak negara sejak abad itu. Ahli virologi skeptis tentang efektivitas masker terhadap virus yang ditularkan melalui udara, meski ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa masker dapat membantu mencegah penularan dari tangan ke mulut.
Cara terbaik untuk membantu mencegah penularan virus adalah dengan memastikan memuci tangan dengan sabun secara teratur. Sebelum dan setelah menyentuh masker, hindari menyentuh mata, hidung ataupun mulut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H