Aedes egypti
Nyamuk adalah salah satu serangga yang tergolong dalam ordo Diptera dan famili Culicidae. Serangga yang satu ini selalu mendapatkan tepuk tangan untuk dihabisi, sebab ia selalu hinggap di tubuh manusia, menghisap darah, dan meninggalkan gatal akibat jarumnya sekaligus mengeluarkan cairan yang dapat mempermudahnya mendapatkan darah.
Tidak seperti saudara jauhnya lalat, yang hobi di tempat sampah dan bau, nyamuk ini suka mengintai orang-orang yang disebut masyarakat memiliki 'darah manis'. Sehingga, banyak inovasi yang dilakukan untuk menghabisi nyamuk, seperti semprotan dan juga obat bakar untuk menghasilkan asap serta aroma yang dibenci oleh nyamuk.Â
Meskipun begitu, masih ada yang lupa untuk menghindari pengembangbiakannya, yaitu air yang tergenang, seperti bak mandi, ember, baskom, kaleng dan ban bekas yang tergenang oleh air hujan dan lembab.
Genangan air merupakan tempat yang sangat efektif bagi nyamuk untuk berkembang biak, tidak terkecuali nyamuk Aedes yang dapat menularkan virus dengue di Indonesia, diantaranya adalah: Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris, dimana A. aegypti berperan utama menularkan penyakit Demam Berdarah (DBD).
Selain genangan air, suhu optimal bagi perkembangbiakan nyamuk adalah saat pergantian musim hujan ke musim kemarau yang mana suhu udara berada pada kisaran 24C-28C, yang biasa ditemukan pada daerah iklim tropis.Â
Sementara itu, ketika sudah benar-benar memasuki musim hujan berkepanjangan, maka pertumbuhan virus dari nyamuk ini akan menurun hingga mati, makanya ketika pergantian musim itulah saat-saat dimana kita harus waspada serta memerhatikan lingkungan di sekitar tempat tinggal.
Penanggulangan Modern
Tingginya penyakit DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti membuat masyarakat cemas, bahkan badan kesehatan mencoba berbagai cara dalam mengantisipasi dan menekan penyebaran virus.Â
Dimulai dari penyemprotan dan pembersihan selokan, larutan untuk membunuh jentik yang akan menjadi nyamuk, gotong royong untuk membuang genangan air, pembersihan lingkungan dari sampah, dan lain-lain.Â
Meskipun begitu, penyakit ini masih menjadi tantangan bagi badan kesehatan dan juga masyarakat, khususnya tingkat kesembuhan dari penyakit ini menjadi sebuah tantangan, serta obat dan vaksin untuk menyembuhkan dan mencegah penyakit DBD masih terus dicari dan diperbarui.
Oleh sebab itu, banyak peneliti melakukan berbagai riset untuk menjawab dan melawan semua tantangan, agar tidak ada lagi korban akibat gigitan nyamuk Aedes penyebab DBD.